Assalamu’alaikum wr wb.
Ibu Emmy yth., saya gadis (21 tahun) selama ini tidak dibiasakan oleh orang tua bergaul terlalu bebas, apalagi dengan cowok. Saya tidak diperbolehkan main keluar rumah bila tidak ada urusan yang penting. Akibatnya, ketika saya sudah mengenal cinta, saya pacaran secara umpet-umpetan. Yang parah, beberapa bulan yang lalu saya berkenalan dengan cowok, L. Dia gagah, tinggi, putih dan ganteng. Saya jadi punya rasa khusus padanya. Ketika ia menyatakan perasaanya pada saya, otomatis saya terbuai. Kamipun jalan dengan cara backstreet juga. Ia cerita, yang membuat hati saya sedih. Katanya dia pernah menikah, tapi gagal. Singkat cerita, kami jadi lebih dekat. Kami sering jalan bareng. Dia juga main ke rumah dan ngobrol dengan orang tua. Saya kira dia orang baik.
Ketika saya magang di luar kota, ia sering nelpon, saking sayangnya ia sering saya belikan pulsa agar komunikasi lancar. Sepulang magang, dia ngajak ketemuan, sikapnya aneh. paginya saya melihat ia membonceng cewek. Saya syok, bu. Saya hubungi dia dan menanyakan siapa cewek yang dibonceng itu. Katanya,”Ya itu tadi istriku dik. Jangan ganggu lagi ya!” setelah itu ada pesan masuk, ternyata dari istrinya yang berkata dengan kasar, intinya menanyakan mengapa mengganggu lelaki beristri. Astaghfirullah, apa yang telah saya lakukan? Apakah saya sejahat itu? Mengapa saya dikatakan pelakor? Saya tidak tahu kalau saya dibohongi. Kadang saya merasa bersalah. Apa yang harus saya lakukan, Bu? Apakah saya harus minta maaf pada istrinya, mengingat peluang untuk ketemu besar, karena tetangga desa. Mohon sarannya! Atas jawabannya jazakumullah.
Rin, somewhere.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Wa’alaikumsalam wr wb
Rin yang baik, tentu Anda tidak jahat, karena tidak punya informasi yang akurat tentang status pacar yang. Dikatakan jahat kalau Anda setelah semua peristiwa ini, masih mau digombali L, untuk alasan apapun. Maka, kalau L minta untuk bertemu langsung saja putuskan teleponnya. Lebih bijak kalau gamti nomer hp dan tidak mencari tahu apapun tentang dirinya. Saya katakan demikian, karena biasanya, sirkuit memori perempuan yang baru saja dikhianati, justru memunculkan rasa penasaran berdasar memori pengalaman bersamanya. Sudah jelas ia suami orang kok diingat-ingat. Sudah tahu bahwa selama berhubungan dengan Anda, ia juga menggauli istrinya, kok masih butuh ketemu dengannya. Rasa penasaran melebihi rasa benci karena dibohongi. Padahal penasaran itu bersumber pada ketidakpercayaan bahwa selama ini sebagai perempuan kita tidak punya makna husus pada si penggombal.
Banyak perilaku yang ditunjukannya untuk membuat kita dengan tegas membunuh semua ingatan yang muncul. Mengapa? Karena sesungguhnya sudah jelas untuk meyakini laki-laki yang menyembunyikan statusnya, sebenarnya laki-laki itu sudah menunjukkan betapa kerdilnya ia. Dengan jiwa kerdilnya, mana mungkin ia mampu menghargai makna keberadaan Anda dalam hidupnya. Pastilah waktunya banyak terbuang untuk bermuslihat menutupi kebohongan daripada membangun visi bersama perempuan yang “dicintai”.
Bukankah ia hanya menghubungi kalau Anda belikan pulsa? Kalau laki-laki memang punya kebutuhan untuk selalu berhubungan dengan kekasih hatinya, pastilah ia akan berusaha menyisihkan uangnya untuk beli pulsa. Sudahlah, lebih penting untuk Rin benar-benar move on dari pada memikirkan harus minta maaf pada istrinya atau tidak. Belum tentu dia menerima dengan baik. Siapa tahu justru dapat sumpah serapahnya. Apa yang kemarin belum cukup? Jadikan pengalaman ini sebagai pijakan untuk meraih tingkat kedewasan yang lebih dari sebelumnya. Tanda kalau sudah lebih dewasa bila anda hati-hati dalam menjalin hubungan dengan laki-laki di masa yang akan datang. Jangan membuatnya dekat degan Anda karena memfasilitasi dengan materi karena Anda akan mudah jadi objek komersialisasi laki-laki.
Tetaplah prioritaskan studi. Berteman dengan lebih banyak orang. Bawa ke rumah untuk membiasakan orang tua bahwa sudah saatnya anaknya berteman dengan sehat. Semoga Anda jadi lebih leluasa minta pendapat tentang laki-laki yang punya perhatian pada Anda. Yang lebih penting lupakan dan tutup buku tentang pacar yang lalu itu. Semoga Anda mendapat ganti yang jauh lebih baik. Aamiin.
Sumber : Majalah SM Edisi 07 tahun 2019
Kami membuka rubrik tanya jawab masalah keluarga. Pembaca bisa mengutarakan persoalan dengan mengajukan pertanyaan. Pengasuh rubrik ini, Emmy Wahyuni, Spsi. seorang pakar psikologi, dengan senang hati akan menjawabnya