Dakwah bukan semata seruan perintah untuk menapaki jalan surga, sebaliknya juga bukan sekedar himbauan larangan menempuh jalur neraka. Apalagi ajakkan dan larangan tersebut hanya dibalut dengan menyuguhkan perihnya siksa setelah meninggal dunia kelak, dakwah pencerahan Muhammadiyah bukanlah itu.
Dakwah yang sesungguhnya adalah kerendahan untuk mau mendengarkan keluh kesah jamaahnya dan kemudian memberikan jalan keluar atas berbagai problem yang ada. Artinya, kata Nasirun Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Minggir, Sleman, DIY, dakwah itu memang harus mampu menjawab tantangan dan merespon zaman. “Dakwah di Minggir itu kalau tidak mampu menjawab tantangan kurang mendapat respon dari masyarikat sekitar,” ucapnya saat diwawancari Suara Muhammadiyah baru-baru ini.
“Nah, salah satau kendala yang cukup serius dihadapai masyarkat hari ini adalah persoalan ekonomi. Karenanya akhir-akhir ini kami banyak mengadakan kegiatan seputar pengembangan ekonomi. Ekonomi jamaah sedang kita gerakkan,” imbuh Nasirun.
Terbaru, PCM Minggir baru saja membentuk JATAM (Jamaah Tani Muhammadiyah) dengan menggelar tanam raya yang dihadiri langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir M Si. JATAM sendiri merupakan program hasil kerjasama antara PCM Minggir bersama Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammaadiyah, dengan tujuan utamanya ialah untuk meningkatkan kelas ekonomi kelompok tani.
Nasirun menuturkan, melihat potensi yang ada, bisa dibilang bahwa kecamatan Minggir merupakan lumbung padi, dan sebagian besar warganya adalah petani. Termasuk mayoritas warga Muhammadiyah-nya. “Jamaah kami 90% adalah petani,” jelasnya.
“Nah lahirnya JATAM adalah salah satu solusi yang kami berikan kepada masyarakat yang mayoritas adalah petani tersebut,” tambah ketua PCM Minggir itu.
Setelah adanya perubahan strategi dakwah di Minggir, yaitu salah satunya lewat pemberdayaan petani, Nasirun mengungkapkan, antusias masyarkat terhadap Muhammadiyah bertambah besar. Imbasnya, lanjutnya, adalah pada semua kegiatan yang kami selenggarakan, termasuk kegiatan rutin seperti pengajian pun, kini menjadi ramai.
Bukan hanya itu, pelatihan demi pelatihan juga terus diselenggarakan PCM Minggir guna memupuk jiwa kewirausahaan warganya. Seperti pelatihan pembuatan sabun dan kue untuk ibu-ibu. Juga pelatihan mengelola bisnis online bagi anak mudanya. “Untuk anak muda, kami hubungkan mereka dengan situs jual beli milik UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta),” papar Nasirun.
Perubahan strategi dakwah yang coba ditawarkan oleh PCM Minggir kepada masyarakat sekitar menjadikan kegiatan bermuhammadiyah di sana cukup maksimal. Nasirun menegaskan, bahwa mengajak masyarakat untuk berbicara adalah hal penting dalam berdakwah. “Prinsip dakwah yang kita bangun adalah memberikan semangat dan harapan sehingga masyarakat mau bekerja keras,” pungkasnya. (gsh).
Sumber : Majalah SM Edisi 20 Tahun 2018