Abdul Mu’ti: Masa Depan Dunia Ditentukan oleh Perempuan, Mua’llimaat adalah Rahimnya

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Masa depan dunia ada di tangan perempuan dan Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta adalah rahim yang tepat. Begitu kiranya pernyataan Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada saat memberikan amanat pelepasan peserta didik kelas VI Madrasah Mu’allimaat di Sportorium UMY, pada hari Ahad, 13 Juni 2021.

“Masa depan dunia ditentukan oleh perempuan, karena jumlah yang mayoritas dalam suatu negara secara demografis. Sehingga jika berpikir tentang masa depan dunia, peserta didik dan alumni Mu’allimaat adalah jawabannya dan Madrasah Mu’allimaat adalah rahimnya, karena kalianlah para penerus dan generasi perempuan berkemajuan,” jelasnya.

Kaum perempuan mempunyai posisi yang sangat penting dan bahkan dalam beberapa hal peran perempuan menjadi lebih besar daripada posisi laki-laki. Peran perempuan sangat penting dalam pembangunan bangsa dan kemajuan pendidikan serta membangun generasi yang kuat dan hebat.

Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed., menjelaskan dalam beberapa penelitian, perempuan lebih berhasil dalam bidang akademik ataupun profesional. Perempuan mampu bersaing dalam berbagai bidang kehidupan, seperti halnya bidang industry, pemerintahan bahkan politik. Dalam dunia kepemimpinan ada istilah ‘female leadership’, yang memiliki dua makna, yakni pemimpin itu adalah seorang perempuan itu sendiri dan yang kedua ialah seorang yang sukses adalah dia yang mengembangkan cara-cara dan sikap perempuan dalam mengembangkan kemampuannya.

Berbicara tentang pendidikan tidak terlepas dari lika-liku perjuangannya. Agaknya masa pandemi Covid-19 ini merupakan momen bersejarah bagi penyelenggara dan lembaga pendidikan. Pandemi ini tidak menyurutkan lembaga pendidikan untuk bergelut dengan keadaan, melainkan senantiasa meningkatkan kualitas iman dan keilmuan. Menurut Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed., terkhusus bagi manusia yang berpikiran positif, pandemi ini menjadi pemacu dan pemicu untuk melakukan yang terbaik kepada masyarakat secara keseluruhan.

Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed., juga menambahkan, menjadi alumni Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta adalah kebahagiaan tersendiri, karena merupakan lembaga pendidikan yang berorientasi nasional dan internasional. Madrasah Mu’allimaat telah dirintis sejak zaman KH. Ahmad Dahlan dengan semangat dan inspirasi sesuai dengan pendiri Muhammadiyah terdahulu. Belajar selama 6 tahun di Mu’allimaat tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan, agama, dan ilmu pengetahuan modern, tetapi juga mendapatkan bekal perkaderan  menjadi hal yang tidak terpisahkan dari Mu’allimaat.

Belajar di Mu’allimaat adalah pintu gerbang dan permulaan menuju masa depan yang gemilang. Hal ini diamini oleh Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed., “Belajar di Mu’allimaat bukan akhir dari segalanya. Bermula dari tempat inilah langkah awal untuk menempuh study yang lebih tinggi dan melanjutkan usaha-usaha untuk berkhidmat di masyarakat,” tuturnya.

Masa depan bukanlah masa yang mudah untuk diperediksi. Manusia sekarang ini, ilmu mejadi penentu untuk karir dan kunci kesuksesan di masa depan dan keteguhan iman juga diperhitungkan. Dua kunci sukses keberhasilan itulah yang harus ditanamkan, berada pada keteguhan iman dan keluasan ilmu yang dimiliki. Iman dan Ilmu adalah prasyarat untuk meraih kemuliaan dan  menjadi kunci kesuksesan.

Menilik data dari berbagai bangsa yang ada di dunia saat ini, bangsa yang maju atau bangsa yang berkesejahteraan adalah bangsa yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM). SDM menjadi sebuah keniscayaan untuk maju, tidak lagi ditentukan oleh kekayaan alam pada suatau negara, karena akan habis pada waktunya. Melainkan adalah SDM yang dikelola dengan bekal pengetauhuan dan teknologi putra-putri dari suatu bangsa.

Ilmu dan iman saja tidak cukup, kata Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed., Dalam rangka menghadapi tantangana dunia yang semakin kompleks, ilmu dan gelar tinggi tidak akan cukup, Tidak hanya ilmu, melainkan dengan jiwa dan sika serta kemampuan leadership sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sebuah keberhasilan dunia.

“Semua peserta didik sudah medapat bekal kepemimpinan yang didapatkan di Mu’allimaat. Tidak ada alasan untuk tidak optimis, karena seluruh peserta didik sudah mendapatkannya,” lanjutnya.

Mindset positif adalah kunci keberhasilan selanjutnya yang dilontarkan oleh Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed., “Apapun prestasi yang dicapai, berapapun nilai akademik yang diraih, langkah kesuksesan di masa depan dibangun dengan mindset yang positif. Yakinlah bahwa langkah di masa depan ditentukan dengan kesungguhan di dalam membangun mindset positif,” ujarnya.

Dilansir dari buku yang berjudul “Mindset”, karya seorang profesor psikologi dari Standford University, bernama Carol S. Dweck. Bahwasannya orang-orang yang optimis adalah orang yang melihat realitas sekarang ini sebagai titik awal untuk melangkah lebih maju lagi. Dan yakin dengan cita-cita serta harapan yang tinggi untuk bisa mencapai keberhasilan di masa depan. Dengan demikian, bahwa kita bisa menjadi lebih baik jika jiwa dan sikap berubah serta pikiran yang positif. Selalu diingat dengan firman Allah SWT: “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya.”

Rasa bangga selalu dipancarkan oleh Abdul Mu’ti, melalui pernyataan sikapnya. “Tataplah masa depan dengan optimis, yakinlah masa depan berada di tangan kalian. Yakinlah bahwa pendidikan di Mu’allimaat adalah bekal untuk berjuang di masa depan dan mencapai karir yang cemerlang. Jangan hanya membawa nama harum Mu’allimaat, melainkan bawa nama persyarikatan Muhammadiyah, dan mengharumkan nama bangsa dan agama,” pungkasnya mengakhiri amanat yang beliau sampaikan secara virtual melalui zoom meeting.

Mu’allimaat telah membuktikan kinerjanya melalui berbagai prestasi yang telah diraih, baik tingkat regional, nasional, bahkan internasional. Prestasi non-akademik harus selalu ditingkatkan sehingga bisa menjadi sumber inspirasi dimanapun berada. (LTA)

Exit mobile version