Jumlah Positif Covid-19 Tembus 20 Ribu, Muhammadiyah Harapkan Semua Peduli

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Di tanggal 24 Juni 2021, penambahan jumlah 20.574 kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali mencetak rekor baru. Angka ini membuat akumulasi positif Covid-19 menjadi 2,053 juta orang, menurut data Kementerian Kesehatan RI. Dari jumlah itu, 55.949 jiwa penduduk Indonesia dinyatakan meninggal karena Covid-19.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa keadaan ini sudah sangat memprihatinkan. “Masyarakat agar semakin berdisiplin tinggi mengikuti protokol kesehatan. Sebaiknya jangan bepergian kecuali yang sangat mendesak, urgen,  dan aman secara prokes. Kegiatan yang melibatkan banyak orang dan tidak urgen semestinya dihentikan seperti rekreasi, studi banding, pertemuan,  dan sejenisnya,” tutur Haedar (24/6/2021).

Muhammadiyah meminta semua pihak semakin waspada, dan menaati semua ketentuan PPKM. Semua pihak diharapkan untuk tidak mencari celah untuk melanggar protokol kesehatan. “Jangan abai dan merasa aman, apalagi dengan sikap angkuh atau tidak peduli,” ujar Haedar Nashir. Satu saja di antara warga lalai, abai, ceroboh, dan nekad, maka berpengaruh terhadap yang lainnya.

Masalah pandemi ini, kata Haedar, menyangkut keselamatan jiwa bersama, bukan lagi urusan kelompok atau orang-perorang. “Sudah tinggi, saatnya semua warga bangsa bersikap superwaspada dalam menghadapi keadaan yang genting ini. Masalah ini bukan soal sikap takut atau tidak takut serta paranoid atau tidak, tetapi menyangkut pertaruhan keselamatan jiwa dan hajat hidup manusia keseluruhan yang harus dijaga dengan seksama serta agar kasua Covid-19 tidak semakin berat.”

Muhammadiyah meminta kepada pemerintah dari pusat sampai daerah, beserta dengan seluruh kelembagaan atau instansinya agar betul-betul menerapkan kebijakan yang konsisten, terpadu, dan berada dalam satu langkah yang sama. Termasuk menerapkan kebijakan PPKM.

Para pejabat dan elite negeri dari pusat sampai daerah juga penting menyatukan sikap dan langkah, disertai keteladanan dalam menegakkan protokol kesehatan dan tidak memberi angin kepada warga yang membuat semuanya menjadi longgar dan lalai. “Bila prihatin dengan keadaan maka semua pihak mestinya semakin waspada, seksama, dan berusaha seoptimal mungkin dalam mengatasi keadaan pandemi dengan total dan simultan,” kata Haedar.

Haedar Nashir juga berharap kepada para cerdik pandai dan elite untuk menyatukan  pandangan dan langkah dalam meringankan beban masyarakat dengan tidak melontarkan atau memproduksi ujaran, pernyataan, dan apapun yang  menegasikan virus Covid-19 dan usaha vaksinasi serta menimbulkan kontroversi. “Kasihan rakyat kecil yang semakin berat mengahadapi keadaan akibat Covid, juga para tenaga kesehatan di garda depan dan menjadi benteng terakhir dalam mengatasi pandemi.”

“Kasus yang meningkat semakin menambah berat tugas para dokter, tenaga kesehatan, dan pihak rumah sakit maupun para petugas yang menangani  Covid. Para dokter dan tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid selain makin overload juga rawan tertular serta secara fisik dan psikologis kian berat bebannya,” jelas Haedar.

Warga dan elite bangsa diharap untuk bersimpati dan berempati pada kondisi di rumah sakit dan nasib para tenaga kesehatan yang bertugas dengan penuh resiko. “Saatnya semua rendah hati, menahan diri, toleransi, dan mengembangkan kebersamaan di saat kita menghadapi musibah yang sangat berat ini. Kita semua belajar rendah hati dan bijaksana dalam menghadapi pandemi ini. Seraya terus ikhtiar dan munajat kepada Allah agar kita semakin diringankan dari musibah ini, serta Allah mengangkat musibah pandemi Covid-19 ini,” tukas Haedar Nashir. (ppm/ribas)

Exit mobile version