Lisan dan Tangan yang Menggugurkan Amal

Lisan dan Tangan yang Menggugurkan Amal

Khutbah Jum’at Lisan dan Tangan yang Menggugurkan Amal

Oleh : Diyan Faturahman

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمَّدًا صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tidak terasa Ramadhan semakin menjauh dari hari ke hari, di sebagian tempat gema tilawah Al-Qur’an di corong-corong Masjid dan Mushola semakin redup, langgar dan surau kembali sepi, keceriaan keluarga berkumpul dengan sanak saudara juga tinggal kenangan.

Ya Allah, janganlah Engkau jadikan Ramadhan yang lalu sebagai yang terakhir dalam hidup kami. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya, maka jadikanlah kami sebagai orang yang diberikan limpahan Rahmat bukan yang terhalang darinya.

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Tentu bagi kita yang berharap mendapat predikat takwa sebagaimana disampaikan berulang kali oleh penceramah, tidak termasuk orang yang puasanya, shalatnya, infak dan zakatnya hanya semangat ketika bulan Ramadhan saja. Apalagi setelah ini, melakukan hal-hal buruk yang justru berakibat pada gugurnya pahala-pahala dari ibadah tersebut, kemudian kembali kepada Allah SwT sebagai orang yang bangkrut. Na’udzubillah min dzalik

Dalam satu riwayat, Abu Hurairah menyampaikan bahwa Rasulullah SAW pernah bertanya kepada para sahabat, mengenai hakikat dan kriteria orang yang bangkrut.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ ؟ قَالُوا : الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ . فَقَالَ : إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ , وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا , فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ , فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ , ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kalian siapakah (golongan) orang yang bangkrut itu?”. Para Sahabat menjawab, “Orang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan barang (tidak punya modal dan aset/ properti).” Lantas beliau bersabda, “Sesungguhnya orang bangkrut di kalangan umatku, (yaitu) orang yang akan datang pada hari Kiamat dengan membawa (pahala amalan) shalat, puasa dan zakat. Namun dia juga mencaci maki si ini, menuduh si ini, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang ini. Maka orang tersebut diberi sebagian kebaikan-kebaikannya, dan (yang lainnya) ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum diselesaikan kewajibannya, (maka) kesalahan-kesalahan mereka diambil lalu ditimpakan padanya, kemudian dia dilemparkan di dalam neraka.” (HR. Muslim).

Bagaimana bisa pahala shalat yang begitu besar, pahala puasa yang tak terbatas, serta zakat yang begitu tinggi nilainya bisa hilang di hadapan Allah SwT?

Hilangnya pahala amalan mulia tersebut disebabkan karena tidak mampunya seseorang menjaga lisan dan tangan dalam berbagai hal. Maka dari itu, dalam riwayat yang lain, Nabi SAW mengingatkan bahwa,

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Seorang muslim (yang sempurna) adalah dia yang mampu memberikan keselamatan bagi muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya (HR. Muslim).

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Dalam kamus bahasa Arab, kata المُفْلِس diartikan dengan “yang bangkrut, pailit, tidak punya uang, tekor”. Begitupun jawaban para sahabat Nabi sebagaimana riwayat di atas. Namun hakikat ‘muflis’ yang dimaksud oleh Nabi SAW bukanlah demikian. Maka dari itu, kita perlu berlindung kepada Allah SwT dari kejahatan lisan dan tangan kita.

Kejahatan lisan tersebut meliputi شَتَمَ atau suka mencaci, menghina, memaki. Selanjutnya قَذَفَ atau suka menjelek-jelekkan, memfitnah, mencemarkan nama baik, memburuk-burukkan, mengumpat, dan sejenisnya. Selain itu, melalui mulut juga seseorang memakan harta orang lain seperti mencuri, korupsi, menipu, riba, maupun khianat atas amanah yang diberikan.

Kemudian melalui tangan, seseorang dapat menyakiti orang lain dengan memukul atau melakukan tindak kekerasan. Bahkan zaman sekarang lebih berbahaya lagi, hanya melalui jempol dan dua jari tangan dapat memfitnah, menghujat, menyebarkan berita hoax, serta berbagai kejahatan lain melalui perangkat gadget/ HP, komputer, dan sejenisnya.

Betapa tinggi harga diri seseorang, sehingga menyakiti hati maupun fisik mereka dapat mengakibatkan gugurnya pahala-pahala ibadah yang telah dilakukan. Allah SwT Maha Adil, mereka yang tertindas dan terdzalimi ketika di dunia kelak akan menerima kebaikan-kebaikan dari pelaku kejahatan tersebut. Barangkali inilah yang disebut dengan transfer pahala.

بَارَكَ الله ُلِى وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيمِ  وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَنَا وَاِيَّكُمْ عِبَادِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَاَدَّبَنَا بِالْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. َاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Ada satu istilah Jawa yang menyebutkan, ojo leren dadi wong apik, kurang lebih artinya ialah jangan pernah berhenti menjadi orang baik. Sebagai manusia tentunya memiliki salah dan khilaf, oleh karena itu iringilah kesalahan atau kekhilafan yang kita lakukan dengan berbuat kebaikan. Sehingga kebaikan tersebut dapat menghapus kesalahan, serta bergaullah di masyarakat dengan akhlak yang mulia.

Apabila kita tidak mampu berbuat kebaikan, jangan sampai menyakiti orang lain. Berusaha sekuat tenaga menjaga lisan dan tangan dari berbuat kejahatan, semoga Allah SwT senantiasa mengaruniakan hidayah kepada kita, mengampuni setiap dosa dan kesalahan kita, menerima amal shalih dan taubat kita, hingga kita pantas mendapatkan gelar takwa.

وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلاَءِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ اَجْمَعِيْنَ, اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِيْنَ وَالْمُوءْمِنَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ِانَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ ِاذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ِانَّكَ اَنْتَ الْوَهَّاب. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ  


Ka. Asrama Putra PERSADA UAD; Anggota MTT PDM Kota Yogyakarta

Exit mobile version