YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Prof. Baedhowi merupakan sosok pembelajar dan pendengar yang baik. Murah senyum dan berperangai lembut adalah ciri yang mudah dikenali dari seorang ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut. Bagi sebagian orang yang sudah mengenalinya cukup lama, beliau adalah tokoh pendidikan Muhammadiyah yang berpenampilan sederhana, arif, dan bijaksana. Memiliki pengalaman serta pengetahuan yang luas terkait dengan dunia pendidikan. Dari segudang pengalamannya berkecimpung di dunia pendidikan, ia berhasil membawa pendidikan Muhammadiyah melangkah ke depan, beradaptasi dengan zaman, dan melakukan berbagai terobosan.
Di tengah kesibukannya memajukan alam pendidikan Muhammadiyah dan bertahan dari badai pandemi yang tak kunjung usai, datang kabar duka. Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam acara takziyah virtual menyampaikan bahwa segenap kelurga besar Muhammadiyah merasa kehilangan atas berpulangnya Prof. Baedhowi pada Ahad (4/7). Kepergiannya menjadi sebuah kehilangan besar bagi warga persyarikatan, khususnya bagi Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. “Kematian bukanlah sesuatu yang bisa dipercepat atau ditunda,” ujar Haedar.
Haedar menambahkan, adanya kematian bertujuan agar manusia dapat menghayati arti hidup. Dan kemudian mengisi kehidupan dengan segala sesuatu yang dapat memberikan makna dan manfaat yang luas kepada sesama. Kematian juga merupakan teologi kehidupan yang utuh untuk menjangkau makna kehidupan yang lebih luas. “Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Kita juga tidak tahu dimana kita akan meninggal. Hidup bukanlah sesuatu yang patut untuk disia-siakan, tapi untuk diberi makna,” pesan Haedar.
Kehidupan manusia di dunia memiliki berbagai macam warna, suka maupun duka, namun yang tak kalah penting adalah mewarnai hudup dengan warna illahiyah. Bahwa semua milik-Nya dan akan kembali kepada-Nya. “Mudah-mudahan kita bisa belajar dari jejak kebaikan yang ditinggalkan oleh-oleh orang-orang yang mendahului kita,” ucap Haedar mengenang kebaikan Prof. Baedhowi (6/7).
Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan bahwa Prof. Baedhowi merupakan Ketua Majelis yang paling banyak bersurat ke PP Muhammadiyah. Selain itu juga banyak hal yang telah dilakukan Prof. Baedhowi untuk memajukan pendidikan Muhammadiyah di antaranya, penerapan kebijakan berbasis data, program sekolah unggul, dan lain sebagainya. Menurutnya, mereka yang menguasai data adalah mereka yang menguasai dunia.
“Kita tidak bisa membangun pendidikan hanya dengan berbasis keinginan, tapi juga perlu berbasis data. Kedepan, kebijakan pendidikan Muhammadiyah harus berbasis data, bukan hanya berbasis keinginan semata,” tegas mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah tersebut. (diko)