Oleh : Bagus Kastolani
Seorang peneliti botani dari Jepang pernah melakukan penelitian tentang 2 tanaman dalam eksperimennya. Ia menanam 2 tanaman dari bibit yang sama namun dikondisikan berbeda. Satu tanaman selalu ia sirami dengan air yang cukup dan satu tanaman lain jarang-jarang ia sirami. Penanamannya dalam musim yang kering, tidak ada hujan sama sekali. Eksperimen ini untuk mengetahui tanaman mana yang bisa tumbuh dengan baik.
Dalam waktu 4 bulan, tanaman yang selalu disiram dengan air cukup dapat berkembang dengan baik bahkan mulai berbunga. Namun tanaman yang jarang disiram tidak berbunga sama sekali tetapi tanaman ini mempunyai batang yang lebih besar daripada tanaman yang selalu disiram. Saat itu mulai memasuki musim hujan di Jepang, bahkan beberapa kali hujan disertai badai angin. Rupanya kedua tanaman ini mempunyai nasib yang berbeda pula. Saat badai mereda, sang peneliti mendapati tanaman yang selalu disiram dan berbunga tumbang terkena badai… tercerabut akarnya dari tanah. Meskipun tanaman itu berbunga namun bunga itu layu jika akarnya telah tercabut dari tanah. Sedangkan tanaman yang jarang disiram justru kokoh tegak berdiri.
Sang peneliti kemudian mencabut tanaman yang jarang disiram dan membandingkan kondisi kedua tanaman tersebut. Ia memperhatikan perbedaan kedua tanaman tersebut adalah pada akarnya. Tanaman yang selalu disirami dengan air yang cukup, akarnya hanya pendek dan lemah sehingga mudah tercabut dari tanah jika terkena badai. Sedangkan akar tanaman yang jarang disiram justru berukuran lebih besar, lebih panjang dan kokoh sehingga kuat pula mempertahankan tanaman tersebut dari terjangan badai. Sang peneliti menjelaskan bahwa tanaman yang jarang disiram, memaksa akarnya untuk mencari air menembus tanah sehingga ia lebih kuat bercokol di tanah daripada tanaman yang selalu disiram air.
Begitu pula kehidupan kita… apabila kita terus diberikan segala sesuatu secara instan maka saat badai cobaan menerjang, bisa diprediksikan kita tidak kuat menghadapinya. Namun saat kita ingin meraih sesuatu dengan ikhtiar dan perjuangan, ibarat akar yang mencari air hingga menghunjam ke tanah yang dalam, maka jika badai menerjang kita telah dilatih untuk tetap kokoh dalam cengkeraman fondasi. Dan fondasi yang terbaik adalah keimanan kepada Allah SWT. Khusnudzon lah kepada Allah SWT jika saat ini rejeki kita masih minim atau keinginan kita belum terkabulkan. Teruslah berikhtiar dan berdoa, sesungguhnya kita sedang dilatih untuk menjadi akar yang menghunjam kuat ketika badai ujian datang.
Huwallahu a’lam bi showab.
Penulis : Staf Pengajar Fakultas Psikologi UNAIR Surabaya