YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Di tengah pandemi Covid-19 dan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19, muncul berbagai macam aksi solidaritas di berbagai kota.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (IMM DIY) turut ambil peran membangun solidaritas. Jogja Bangkit menjadi nama yang digunakan dalam aksi solidaritas tersebut.
Dalam sebuah wawancara, Abi Dhimas selaku yang menjadi koordinator umum menyampaikan, “Gerakan Jogja Bangkit disebabkab krisis ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Selain itu kebijakan PPKM ini juga membuat keadaan ekonomi masyarakat semakin terhimpit, khususnya bagi para pekerja informal” Sabtu (31/7).
“Tujuan dari adanya gerakan Jogja Bangkit ini adalah membantu masyarakat kelas bawah atau pekerja informal dalam meringankan beban kehidupan mereka. Bantuan tersebut diberikan secara karitas atau karikatif yaitu dalam bentuk pembagian sembako dan nasi bungkus” Tutur Abi menambahkan
Gerakan yang dimulai sejak selasa, 27 Juli 2021 ini sebagai upaya menumbuhkan optimisme bagi warga Jogja untuk bangkit dari kondisi tersebut. Akmal Ahsan selaku ketua umum DPD IMM DIY dalam wawancara singkat menyampaikan
“optimisme untuk terus bangkit harus terus dinyalakan, meski banyak hal yang harus terus dikritik dalam penanganan wabah. IMM Seyogyanya selalu menempatkan diri sebagai bagian dari solusi, disamping terus menjalankan fungsinya sebagai kritikus,” Sabtu (31/7).
Sampai hari ini 250 nasi bungkus dan 50 sembako sudah tersalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan di Yogyakarta.
Farhan Aji Darma, selaku Sekertaris umum DPD IMM DIY juga menuturkanan bahwa sebelum melakukan penyaluran bantuan terhadap masyarakat terdampak, IMM DIY terlebih dahulu melakukan pendataan terhadap warga yang terdampak
“IMM DIY dalam hal ini terlebih dahulu melakukan pendataan terhadap masyarakat terdampak wabah, agara penyaluran bantuan yang dilakukan tepat sasaran,” Sabtu (31/7). (HK)