Oleh: M. Arif Wijayanto (Ketua PRIM Kansai Jepang)
Di masa pandemi covid-19 ini, geliat gerakan Islam berkemajuan di Jepang tak surut langkah. Maraknya pertemuan dan kajian online justru menghubungkan warga-warga yang terpisah jarak antar kota. Terlintaslah ide mendirikan sebuah ranting istimewa Muhammadiyah di wilayah Kansai oleh beberapa kader pelopor. Sebagaimana diketahui bahwa dakwah di level akar rumput sangatlah penting bagi Muhammadiyah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz H.M. Jamaluddin Ahmad selaku Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting PP Muhammadiyah bahwa sebagai sebuah organisasi, pusatnya Muhammadiyah memang di Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Namun sebagai suatu gerakan Islam maka “pusatnya Muhammadiyah yang sesungguhnya adalah di Cabang dan Ranting.“ Disitulah pentingnya Ranting atau Cabang yang belum memiliki ranting untuk bergerak memperkuat akar dan membumikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan. Oleh karena itu, disinilah urgensinya mendirikan ranting-ranting di wilayah Jepang.
Mengapa Kansai?
Pertama: kewilayahan, demografi dan posisi strategis. Di Jepang terdapat 5 (lima) pulau utama yaitu Hokkaido, Honshu, Shikoku, Kyusu dan Okinawa. Berdasarkan geografi dan budaya, Jepang terdiri dari 47 (empat puluh tujuh) prefektur dan 8 (delapan) wilayah. Kedelapan wilayah ini adalah Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kansai, Chugoku, Shikoku dan Kyushu. Wilayah ini bukanlah unit administratif tetapi nama wilayah ini telah digunakan sejak tahun 1905 oleh pemerintah Jepang dalam rangka statistik, peta, laporan cuaca, serta digunakan oleh berbagai kepentingan bisnis dan institusi dalam menjalankan bisnisnya. Secara demografi, wilayah Kansai memiliki penduduk sekitar 22,5 juta jiwa terbesar kedua setelah wilayah Kanto. Kota Osaka sebagai kota industri dan transport hub merupakan kota utama di Kansai dan terbesar kedua setelah Tokyo yang berada di wilayah Kanto.
Kedua: budaya dan kearifan lokal. Selain itu kearifan lokal juga menjadi pertimbangan. Suatu contoh kecil adalah budaya berdiri di sebelah kanan ketika berada di eskalator merupakan sesuatu yang khas di wilayah Kansai yang berbeda dengan wilayah lainnya di Jepang yang budayanya berdiri di sebelah kiri ketika berada di eskalator. Hal ini menunjukkan sesuatu yang unik yang bisa dijadikan strategi dakwah secara kewilayahan maupun budaya dan kearifan lokal. Terlebih lagi ada kota Kyoto sebagai kota seni dan budaya tradisional dan kota Nara sebagai ibukota Jepang kuno.
Ketiga: efisiensi dan efektifitas dakwah. Kansai terdiri dari prefektur Shiga, Kyoto, Hyogo, Osaka, Nara, dan Wakayama. Warga dan kader yang terpisah dimasing-masing kota dan prefektur tersebut kesulitan membentuk ranting karena keterbatasan jumlah warga. Oleh karenanya, konsep ranting berdasar wilayah akan lebih mudah terwujud. Hal ini pun dimungkinkan oleh Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 9 ayat 1 yang berbunyi “Ranting adalah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan.” Wilayah Kansai-pun juga merupakan suatu kawasan. Pada praktiknya, bentuk ranting di Indonesia umumnya berdasar desa, namun juga ada yang berbasis komplek perumahan, berbasis masjid seperti Ranting Al-Ummah atau bahkan berbasis komunitas di kawasan bisnis tertentu seperti Ranting Jenderal Sudirman Jakarta yang intinya memenuhi definisi tempat atau kawasan tergantung kondisi dakwah di lapangan.
Dalam konteks wilayah Kansai Jepang, pendirian ranting berdasar wilayah ini bertujuan untuk menghimpun warga dan kader yang tersebar di berbagai kota atau perfektur di wilayah kansai dan meningkatkan rasa memiliki warga terhadap suatu ranting Muhammadiyah. Bila ada kader atau warga yang tinggal terpisah sendiri di suatu prefektur tanpa naungan ranting terdekat maka mereka akan segan bergabung berkegiatan. Selain itu terdapat juga warga yang tinggal sendiri berjauhan di kota-kota tempat mereka bekerja atau belajar yang tidak memungkinkan mereka membentuk ranting. Oleh karena itu pendirian ranting berdasar wilayah di Jepang akan memudahkan terkumpulnya warga dan kader. Sebaliknya saat ini bila berdasar prefektur dan kota maka sulit untuk dapat memenuhi syarat ideal sebuah ranting karena masih terbatasnya jumlah kader. Berdasarkan sebaran warga Muhammadiyah di wilayah ataupun prefektur, maka pendirian ranting berdasarkan wilayah di Jepang akan lebih efektif dan efisien.
Keempat: Kemitraan dengan organisasi lain. Selanjutnya pendirian ranting berdasar wilayah juga mensejajarkan suatu ranting Muhammadiyah setara dengan organisasi dengan pola kewilayahan serupa lainnya seperti KMII Kansai, IPTIJ Kansai maupun PPI Kansai. Kesetaraan ini memudahkan koordinasi dan kolaborasi kegiatan kemitraan dan meningkatkan nama Persyarikatan Muhammadiyah di Jepang, sebagaimana dalam pelaksanaan pengajian umum dan penyelenggaraan sholat Id. Inilah salah satu strategi dakwah Muhammadiyah di wilayah Kansai.
Sekilas PRIM Kansai: Pendirian dan Kegiatan
Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Kansai didirikan pada 31 Oktober 2020 oleh beberapa orang kader pelopor dan keesokan harinya langsung memulai kegiatan Ngaji Subuh untuk melancarkan bacaan dan hafalan Juz Amma. Ngaji Subuh ini dilakukan setiap hari mengingat antusiasme warga yang ingin belajar intensif walau kadang sesekali diliburkan karena alasan teknis. Selain itu PRIM Kansai juga mengadakan Tadarus Al-Kahfi setiap malam jumat untuk mendapatkan keutamaannya seperti dalam hadits yang berbunyi “Barangsiapa membaca surat Al-kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dan Baitul ‘Atiq (Ka’bah).” (HR An-Nasa’i dan Al Hakim).
Ngaji Subuh dan Tadarus Al-Kahfi ini pada bulan Ramadhan ditiadakan sementara dan diganti dengan Tadarus Ramadhan One Night One Juz yang didahului dengan Pengajian Tarhib Ramadhan oleh Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Ustadz Fathurrahman Kamal, Lc. M.Si. Alhamdulillah berjalan lancar dan khatam. Selain Ngaji Qur’an, PRIM Kansai juga mengadakan kajian berkala lainnya seperti pengajian dalam rangka Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Isra’ Mi’raj yang diisi oleh Ustadz Arifin Nugroho, Lc Host acara Poros Surga Trans 7 dan Damai Indonesiaku TVOne dan Nuzulul Qur’an yang diisi oleh Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Ustadz Fahmi Salim Zubair, Lc. MA. Pengajian ini bersifat umum dan berkolaborasi dengan organisasi lainnya seperti Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) Kansai, Ikatan Persaudaraan Trainee Indonesia di Jepang (IPTIJ) Kansai, Muslim Osaka, dan mengundang juga Konsul Jenderal RI di Osaka.
Tak lupa pula PRIM Kansai juga memperhatikan kaum perempuan dengan mengadakan pengajian khusus yaitu Pengajian ‘Aisyiyah Wal ‘Ashri. Dinamakan Wal ‘Ashri dengan maksud mengambil spirit dari Pengajian ‘Aisyiyah Wal ‘Ashri yang pernah dilaksanakan oleh KHA Dahlan dan Nyai Siti Walidah dalam rangka merintis pendirian ‘Aisyiyah. Dengan harapan itu pula suatu saat akan berdiri ‘Aisyiyah di Jepang. Pengajian ‘Aisyiyah Wal ‘Ashri ini sendiri sudah dilaksanakan beberapa kali dengan mengundang pembicara sepert cicit KHA Dahlan dan Nyai Siti Walidah yaitu KRAyT Diah Purnamasari Isyana Jayantidiningrum bersama Dyah Kalsitorini produser film Nyai Ahmad Dahlan, Ketua PP ‘Aisyiyah Dra. Siti ‘Aisyah. M.Ag., serta Dr. Mufdlilah S.SiT, M.Sc. dari Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta dan Majelis Pembinaan Kader PP ‘Aisyiyah. Selain itu juga dihadirkan narasumber Muslimah asli Jepang Hitomi Kawamura Sensei atau Hitomi Aina Sensei nama muslimnya yang juga menjadi anggota PRIM Kansai sebagai pakar diet yang membahas tema “Tubuh manusia terbentuk dari apa yang dimakan“. Tema-tema kajian kewanitaan mulai fiqih maupun terkait kesehatan kewanitaan sangat menarik dan mendapat antusiasme dari kalangan muslimah. Disamping Pengajian ‘Aisyiyah, PRIM Kansai juga mengadakan Forum Muslim Indonesia-Jepang sebagai sarana silaturahmi antara warga muslim Indonesia dengan para muslim Jepang baik bagi yang memiliki pasangan hidup muslim Jepang maupun masyarakat Jepang pada umumnya. Pendekatan kultural dengan kearifan lokal ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan baik antara diaspora muslim Indonesia dengan muslim Jepang.
Sebagai salah satu pelayanan PRIM Kansai terhadap umat Islam di wilayah Kansai, PRIM Kansai telah melaksanakan sholat Idul Fitri dan Idul Adha 1442 H di Osaka. Hal ini memungkinkan dilaksanakan mengingat kondisi pandemi Covid-19 di Osaka masih kondusif dan pengelola gedung tempat sholat Id memberi izin dengan jumlah dibatasi dibawah kapasitas normal dan dengan ketentuan protokol kesehatan. Alhamdulilah, di tahun pertama kepengurusan PRIM Kansai dapat melaksanakan sholat Id bekerjasama dengan IPTIJ Kansai dengan baik. Para jamaah yang datang tidak hanya berasal dari kota Osaka, namun juga dari kota lain seperti Nara dan lain-lain. Hal ini membuktikan efektifitas pendirian ranting berdasar wilayah sehingga para jamaah yang bermukim sendiri atau jumlah terbatas di beberapa kota/prefektur merasa difasilitasi dalam menjalankan ibadah seperti sholat Id.
Sholat Idul Fitri 1442 H yang perdana dilaksanakan PRIM Kansai dipimpin langsung oleh Ketua PRIM Kansai M Arif W sebagai imam dan khatib mengingat keterbatasan kondisi untuk mengundang khatib dari luar Jepang. Sedangkan pada Sholat Idul Adha 1442H 20 Juli 2021 PRIM Kansai mengundang Ketua Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasionl (LHKI) PCIM Jepang Hananto untuk menjadi imam dan khatib yang menyampaikan tema “Idul Adha dan Peradaban Kaum Muslimin di Negeri Matahari Terbit.” (Naskah khutbah selengkapnya dapat dibaca di rubrik khutbah Suara Muhammadiyah: https://web.suaramuhammadiyah.id/2021/07/27/khutbah-idul-adha-1442-h/). Pelaksanaan sholat dan khutbah Idul Adha sendiri dilaksanakan mengikuti ketentuan yang ditetapkan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah yang dijelaskan sebelumnya kepada jamaah yang hadir diantaranya adalah sholat Id dilaksanakan tanpa azan, iqamah, sholat sunnah baik sebelum dan sesudah; takbir 7 (tujuh) kali di rakaat pertama diluar takbiratul ihram setelah membaca doa iftitah; takbir 5 (lima) kali di rakaat kedua diluar takbiratul qiyam; tidak ada bacaan tertentu di sela-sela takbir; khutbah dilaksanakan satu kali tanpa duduk antara dua khutbah; khutbah dimulai dengan tahmid, syahadat, sholawat, pesan taqwa, bacaan ayat Al-Qur’an dan diselingi takbir diantara paragraf materi khutbah yang diakhiri dengan doa untuk kaum muslimin. Alhamdulillah pelaksanaan sholat Id berjalan lancar dengan menjaga protokol kesehatan sesuai yang dianjurkan pemerintah Jepang.
Realisasi pengembangan dakwah selanjutnya terbukti dengan makin bertambahnya warga melalui acara pengajian rutin baik online maupun offline. Sebagai rangkaian perayaan Idul Adha 1442H PRIM Kansai mengadakan acara barbeque di sisi sungai Yoshino di prefektur Nara dimana hal ini dimungkinkan mengingat kondisi pandemi di Kansai yang cukup kondusif dimana banyak penduduk Jepang sendiri juga datang di lokasi ini tentunya dengan protokol kesehatan. Peserta yang hadir pun dari beberapa prefektur. Dalam barbeque ini juga dilaksanakan Pengajian ‘Aisyiyah dengan narasumber Hitomi Kawamura Sensei melanjutkan materi sebelumnya tentang Diet Awet Muda. Pendekatan inklusif dengan kearifan lokal ini dapat berhasil menambah warga yang ingin bergabung ke PRIM Kansai pada acara barbeque dan pengajian di alam terbuka. Dalam acara ini para peserta dihibur juga dengan penampilan putri dari Hitomi Aina Sensei yang memperagakan bakatnya dengan alat musik bernama Kalimba. Alunan suara kalimba ini makin menambah kemeriahan disela-sela suara air sungai Yoshino dan gelak ceria anak-anak Jepang bermain air. Diakhir acara para peserta menginginkan pertemuan kembali seperti ini sebagai penguatan gerakan Islam berkemajuan. Semoga geliat dakwah Muhammadiyah di Jepang semakin maju dan berkembang.
Visi dan Misi PRIM Kansai
Visi dan Misi PRIM Kansai sesungguhnya adalah turut mewujudkan visi dan misi Muhammadiyah itu sendiri yang dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
- Visi
Turut serta mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya yang dapat mengantarkan ke pintu gerbang surga “Jannatun Na’im”dengan keridhaan Allah Yang Rahman dan Rahim.
- Misi
Turut serta melaksanakan Islam berkemajuan yang diwujudkan dalam bentuk usaha berupa amal usaha, program dan kegiatan di segala bidang kehidupan.
Lima Strategi Pengembangan PRIM Kansai
Dalam strategi pengembangan PRIM Kansai peran kolaborasi antara mukimin, pekerja migran dan pelajar mahasiswa Indonesia sangat diperlukan mengingat keterbatasan sumberdaya saat ini. Strategi tersebut antara lain adalah:
- Kepeloporan
Dari ghirah beberapa kader pelopor dari Osaka (Osaka-shi, Ikeda-shi, Matsubara-shi), Nara (Nara-shi) dan Hyogo (Kobe-shi) yang ingin “berMuhammadiyah” di Kansai, maka dibentuklah Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Kansai.
- Gerakan
Sehari setelah PRIM Kansai terbentuk, segera mengadakan gerakan “Ngaji Subuh” setiap hari dan di pekan yang sama membuat gerakan “Tadarrus QS. Al-Kahfi” di setiap pekan malam Jum’at. Dan diikuti dengan pengajian-pengajian umum lainnya berkolaborasi bersama komunitas lain yang ada di Kansai.
- Kepemimpinan
Kepemimpinan yang diterapkan adalah kolektif-kolegial di dalam melaksanakan kegiatan dan program kerja ranting. Ide-ide pengembangan berasal dari masukan warga dan kader untuk disinergikan bersama.
- Kaderisasi
Memberi kesempatan kepada para kader untuk kreatif menginisiasi kegiatan adalah salah satu cara kaderisasi yang diterapkan untuk menjaga konsistensi gerakan Muhammadiyah di Kansai, sehingga kesinambungan kegiatan bisa terjaga. Dan banyak dari kader PRIM Kansai yang mengikuti acara Perkaderan Fungsional Se-Asia Timur yang dilaksanakan dari tanggal 6 Juni – 25 Juli 2021 selama 8 pertemuan setiap ahad pagi yang sangat membantu PRIM Kansai dalam meneguhkan ideologi Muhammadiyah serta membentuk kader-kader militan untuk berdakwah di Kansai.
- Pengembangan Majelis
Untuk menjaga kesinambungan gerakan adalah mengembangkan majelis sesuai kebutuhan dakwah di lapangan seperti Majelis Tabligh dan Majelis Pendidikan Kader. Majelis-majelis lainpun akan dikembangkan kemudian tergantung perkembangan ranting dan kebutuhan umat.
Demikian sekilas profil PRIM Kansai, kegiatannya dan strategi pengembangannya. Masukan dan saran pembaca tentunya sangat membantu pengembangan ranting Kansai Jepang di masa mendatang agar dapat menjadi salah satu ranting unggulan di luar negeri.
Billahi fi sabilil haq, fastabiqul khairat. Nasrun minnallah wa fathun qariib wa bassyiril mu’minin.