YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sukidi Mulyadi yang dikenal sebagai pemikir Islam merupakan seorang anak petani yang lahir di Sragen. Ia menyelesaikan studi kesarjanaannya di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan kemudian melanjutkan magister dan doktornya di Harvard University, Amerika Serikat. Walaupun selama studi ia berfokus mendalami tentang keislaman, namun ia tetap kental membahas masalah-masalah kebangsaan dan keindonesiaan. Menurutnya, keislaman dan keindonesiaan ibarat sebuah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam upaya menyajikan wawasan keislaman dan kebangsaan yang damai dan segar kepada masyarakat. Deni Asy’ari selaku Direktur Suara Muhammadiyah menyampaikan bahwa melalui program yang diselenggarakan oleh SMTv, ia mengundang Sukidi untuk memperbincangkan masalah-masalah aktual kebangsaan serta memikirkan solusi yang relevan melalui sebuah podcast dengan tema besar The Indonesian Dream. Tema besar ini akan dibahas secara luas dan mendalam oleh Sukidi Mulyadi sebagai salah satu kader Muhammadiyah yang membanggakan. Podcast tersebut nantinya akan tayang dalam dua minggu sekali yang dapat diakses secara langsung melalui youtube channel SMTv.
Saat datang ke Gedung Grha Suara Muhammadiyah pada Kamis, 5 Agustus 2021, Sukidi menyampaikan bahwa ia merasa pulang dan kembali ke Muhammadiyah sebagai tempat tumbuh dan besar menjadi kader persyarikatan. Menurutnya, Muhammadiyah menjadi tempat ia memperoleh satu visi keislaman yang mencerahkan. Sehingga menuntut pria asli Sragen itu mengabdikan pikiran dan gagasan keislaman untuk Indonesia dan kebinekaan. Karena ia berpendapat bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki impian, gagasan, dan pemikiran yang besar terhadap keberlangsungan masa depannya.
Menurut Sukidi, gagasan tentang The Indonesian Dream sangatlah inspiratif karena saat ini kita berada di bulan Agustus, bulan kelahiran bangsa dan negara Indonesia yang berdaulat. Bulan perayaan kemerdekaan. Dan juga bulan dimana kita dituntut untuk mengenang kembali tentang warisan paling berharga yang diletakkan oleh para bapak pendiri bangsa. Maka ide tentang The Indonesian Dream harus mulai dipikirkan. Imajinasi tentang impian Indonesia di masa depan harus segera kita rumuskan dan kampanyekan bersama sebagai bintang penuntun untuk mewujudkan Indonesia yang modern, sejahtera dan demokratis.
Ada dua alasan mengapa gagasan tentang The Indonesian Dream harus digelorakan. Pertama, hal ini merupakan cara terbaik kita untuk mengenang jasa para pendiri bangsa. Karena mereka telah menetapkan gagasan tentang Indonesia yang mampu bertahan selama hampir 76 tahun. Dan kita percaya bahwa gagasan itu akan bertahan selamanya.
Kedua, gagasan ini juga menjadi ikhtiar bangsa Indonesia untuk senantiasa mencurahkan ide, pikiran, dan karya demi Indonesia yang lebih baik. Karena pada akhirnya, usaha terbaik kita adalah mendarmabaktikan diri kita kepada keberlangsungan Indonesia kedepan. Oleh karena itu, The Indonesian Dream ini merupakan impian kolektif (mimpi bersama) seluruh masyarakat Indonesia tentang sebuah negara yang diimpikan. Gagasan ini juga diharapkan mampu menautkan antara sejarah masa silam dengan realita keadaan yang kita hadapi sekarang. Kemudian dapat melahirkan sebuah optimisme rasional yang memberikan harapan dan cita-cita mulia bangsa.
Sukidi menambahkan, terkait dengan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mewujudkan gagasan besar ini sangatlah beragam. Tapi sebelum kita memulai pada tahapan itu, kita perlu mendefinisikan apa makna The Indonesian Dream itu sendiri. Apakah definisi The Indonesian Dream itu tunggal, atau kita mempunyai banyak sekali dream (impian). Karena impian inilah yang nantinya dapat menggerakkan kita untuk senantiasa mencapai sesuatu yang ideal. Oleh sebab itu para founding father bangsa telah mengarahkan kita untuk berimajinasi dan bermimpi tentang Indonesia.
Setidaknya ada sepuluh nilai yang terkandung di dalam gagasan besar The Indonesian Dream. 1) Impian kebinekaan (dream of diversity). Impian ini terbentuk dari satu motto yang cukup brilian yaitu perbedaan yang diikat oleh satu komitmen dan cita-cita besar, sehingga membuat kita semua menjadi satu warga negara Indonesia.
2) Impian negara berketuhanan (dream of divine nation). Bung Karno meletakkan ide dan gagasan ketuhanan di dalam dasar negara karena beliau berkeyakinan bahwa kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia merupakan bagian dari rahmat Tuhan yang Maha Kuasa. Impian ini adalah tentang Indonesia yang prural (masyarakat religius yang prural). Hal ini penting itu kita tegaskan bahwa berketuhanan adalah salah satu identitas nasional bangsa Indonesia. Memiliki semangat beragama yang majemuk. Oleh karenanya kita perlu untuk menumbuhkan suatu kesadaran bahwa semangat religius bangsa merupakan semangat yang senantiasa menghargai kemajemukan dan kebinekaan.
3) Impian gotong-royong (dream of togetherness). 4) Impian kebebasan (dream of freedom). 5) Impian kemanusiaan (dream of humanity). 6) Impian persatuan (dream of unity). 7) Impian keadilan (dream of justice). 8) Impian kesetaraan (dream of equality). 9) Impian kesejahteraan (dream of welfare). 10) Impian negara berdaulat, maju, adil, dan makmur (dream of sovereign, advanced, just and prosperous nation). Dari sekian banyak impian, tentu sudah ada yang tercapai, dan masih banyak yang belum terealisasi. Maka kita perlu berikhtiar bersama. Mengajak seluruh komponen bangsa untuk berpikir tentang Indonesia yang kita cita-citakan bersama. (diko)