YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah menggelar peringatan puncak milad Nasyiatul Aisyiyah ke-93 Hijriyah/90 Masehi, pada 28 Dzulhijjah 1442/7 Agustus 2021. Dalam milad bertema “Khidmat Perempuan dalam Dakwah Kemanusiaan”, Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Dyah Puspitarini MPd, menyampaikan Pidato Milad di hadapan kader Nasyiatul Aisyiyah se-Indonesia melalui Zoom.
Dyah Puspitarini antara lain menyampaikan 6 pesan penting bagi para kader Nasyiatul Aisyiyah di seluruh Indonesia, sesuai dengan tema yang diangkat. “Khidmat perempuan dalam dakwah kemanusiaan adalah visualisasi sebagai simbol bertahan, simpati, solidaritas dan upaya tetap menjalankan roda gerak organisasi Nasyiatul Aisyiyah, meski dalam keterbatasan di masa pandemi ini,” ujarnya di Yogyakarta (7/8/2021).
Enam pesan ketua umum Nasyiatul Aisyiyah adalah sebagai berikut:
Pertama, kondisi saat ini mengharuskan kader Nasyiatul Aisyiyah untuk tidak hanya diam, larut pada ketakutan, namun terus berbuat sesuatu, terlebih untuk tetap hifdzun nafs (menjaga keselamatan diri) dengan melakukan pencegahan virus corona bagi yang belum terkena dan upaya penyembuhan semaksimal mungkin bagi yang saat ini terpapar covid-19. “Satu hal yang tidak terlupa adalah kader Nasyiatul Aisyiyah harus melakukan vaksin sebagai bentuk ikhtiar perlindungan diri dan tetap patuhi protokol kesehatan,” tutur Dyah.
Kedua, sebagai penggerak organisasi, kader Nasyiah diharapkan untuk saling membantu, tolong menolong dalam menggerakkan organisasi saat ini, rasa simpati ditunjukkan dengan kepedulian antar sesama beserta keluarga dan lingkungannya. “Maka penguatan keluarga sebagai salah satu solusi berbagai persoalan sosial, ekonomi, dan pendidikan di masa pandemi harus lebih difokuskan kembali, salah satunya dengan masifikasi gerakan Keluarga Muda Tangguh Nasyiatul Aisyiyah (KMTNA).”
Ketiga, lakukan kegiatan yang berkontribusi dalam pandemi ini, apapun profesi dan kesibukan, terkhusus bagi yang menjadi relawan tim covid dari mulai pemulasaran jenazah hingga menjadi tim dapur umum, tetaplah memberikan yang terbaik, karena yang kita lakukan adalah solusi riil mengatasi pandemi.
Keempat, selektif dalam mendapatkan informasi tentang covid dan pantang bagi kader Nasyiah menjadi penyebar hoax berita covid yang tanpa sumber yang jelas. “Kader Nasyiah harus cerdas dan berpikiran maju, sehingga mampu menyaring dan memberikan informasi yang benar dan tepat,” ungkap Dyah.
Kelima, mengajak pemerintah untuk bergandengan tangan dengan berbagai pihak, melakukan kerja nyata penanggulangan pandemi dengan membuat kebijakan yang berkaitan dengan pandemi memihak dengan kepentingan rakyat, sebab saat ini kondisi rakyat cukup memprihatinkan dan bahkan bangsa ini dihadapkan pada kenaikan angka stunting, lost generation, hingga resesi ekonomi, serta kondisi fasilitas kesehatan yang belum memadai. “Maka membuat kebijakan yang mempertimbangkan kondisi ekonomi jangan sampai juga mengutamakan kebijakan kesehatan yang utama, karena mereka yang meninggal bukanlah deretan angka, namun nyawa. Utamakan pula kebijakan yang tetap memperhatikan hak bagi perempuan dan anak.”
Keenam, kepada kader Nasyiah, pasca Tanwir 3 bulan September tahun lalu diputuskan bahwa Muktamar Nasyiatul Aisyiyah akan dilaksanakan setelah Muktamar Muhammadiyah, “untuk itu pertambahan masa bakti ini kita sebut dengan periode penyempurnaan bagi kerja Nasyiatul Aisyiyah dalam berkhidmat untuk dakwah kemanusiaan dan profesionalitas organisasi menuju internasionalisasi Nasyiatul Aisyiyah,” tukas Dyah Puspitarini. (ribas)