MALANG, Suara Muhammadiyah – International Conference on Bioenergy and Environmentally Sustainable Agriculture Technology (IcoN-BEAT) kembali digelar untuk yang kedua kali oleh Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Pemateri lintas negara dihadirkan untuk memberikan wawasan baru terkait topik ini. Ada Prof. Hiroyuki Sakakibara dari Jepang, Assoc. Prof Juris Burlakovs dari Estonia dan Assoc. Prof Zane Vincevica Gaile dari Latvia. Hadir pula Dr. Ir. Dadan Kusdiana, M.Sc., Prof. Didiek Hadjar Goenadi serta Henik Sukorini, Ph.D pada Rabu (28/7) lalu.
Paparan pertama diawali oleh Dadan dengan memberikan penjelasan tentang pentingnya peran bioenergi dalam mendukung transformasi energi. Ia memulai dengan menerangkan perkembangan bioenergi di Indonesia. Mulai dari pengembangan bioenergi berbasis power plant dan meningkatkan penggunaan biofuel pengganti bahan bakar fosil. Pun dengan biomass sebagai pengganti batu bara serta memanfaatkan municipal solid waste dan sampah organik.
“Pengembangan dan pemanfaatan biogas untuk industri dan sektor transportasi juga menjadi penting untuk transformasi energi. Potensi pemanfaatan bioenergi untuk listrik juga sangat besar. Berdasarkan survey beberapa tahun lalu, potensi yang diberikan ekuivalen dengan tenaga listrik sebesar 32 gigawatt. Sementara sekarang, kita menggunakan daya sebesar 2 gigawatt,” tutur Direktur Energi Terbarukan dan Konservasi Energi tersebut.
Hal tersebut diperkuat oleh Didiek yang terus mendorong masyarakat untuk berpikir lebih jauh terkait kelestarian alam. Peneliti Lembaga penelitian Bioteknologi dan Bioindsutri indonesia itu terus mengajak untuk memelihara stok karbon organik tanah yang ada. Kemudian Zane dari University of Latvia yang senantiasa mengingatkan bahaya dan dampak buruk penghancuran lahan gambut di masa depan. Salah satunya adalah menyebabkan ketidakseimbangan lingkungan global.
Hal serupa disampaikan oleh Juris Burlakov. Ia menilai perlu adanya peningkatan efisiensi sumber daya dan pendauran ulang. Keduanya menjadi upaya untuk mengurangi konsumsi bahan baku utama sekaligus sebagai usaha dalam melestarikan lingkungan. Sementara itu, paparan menarik diberikan oleh Hiroyuki Sakakibara. Menurutnya, lingkungan yang baik akan berdampak pada kualitas organisme, termasuk di dalamnya adalah tanaman. Tanah yang penuh dengan nutrisi akan mendukung tanaman agar mampu melakukan biosintesis senyawa bioaktif.
Ia menyebut senyawa flavonoid adalah salah satu senyawa yang bermanfaat. Hal itu tidak lepas dari perannya dalam melindungi tanaman akan kerusakan akibat paparan sinar UV. “Sehingga besar harapannya, para petani dapat menghasilkan produksi tanaman apapun dengan kualitas yang maksimal,” tuturnya melanjutkan.
Konferensi tersebut ditutup dengan penyampaian materi oleh Henik. Menurutnya, agrikutur merupakan sektor strategis yang memberikan sumbangan terbesar kepada Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karenanya, ia mengatakan bahwa pengembangan kelestarian lahan dan menjaganya dari kerusakan lingkungan adalah sebuah tantangan besar.
Sementara itu, Dr. Ir. Damat, M.P. selaku ketua panitia mengatakan bahwa gelaran ini bertujuan untuk menambah pengetahuan para peserta terkait pertanian dan kelestarian lingkungan. Di samping itu juga meningkatkan publikasi para dosen di jurnal yang terindeks Scopus. Menurut Damat, publikasi-publikasi ilmiah tentu diperlukan oleh dosen serta perguruan tinggi. “Gelaran IcoN-BEAT ini juga menjadi upaya kami dalam membangun kerja sama internasional. Kali ini kami bekerja sama dengan Jordan Journal dari Jordania dan Sarhad Journal dari pakistan untuk memberikan materi di workshop yang dilaksanakan pada hari kedua,” terangnya melanjutkan. (diko)