JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah meluncurkan “Video Edukasi Menjadi Lansia Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat” pada Selasa (10/8/2021) disertai dengan diskusi publik secara hybrid (ruling dan daring) untuk mencegah penularan Covid-19.
Kegiatan yang diikuti oleh pengurus Majelis Pemberdayaan Sosial Se-Indonesia dan penggiat lansia ini merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Kemenko dalam bidang pembangunan manusia dan kebudayaan.
Dalam sambutannya, Sularno, Ketua MPS PP Muhammadiyah, mengatakan, lansia harus menjadi perhatian kita bersama. “Maka dengan gerakan revolusi mental ini, kita berharap banyak pihak yang peduli pada lansia” harapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Faozan Amar, Koordinator Tim Kerja PP Muhammadiyah, menurutnya program ini sangat strategis agar lansia tidak jatuh pada jurang kemiskinan. “Sinergi dari semua pihak adalah kunci untuk memberdayakan lansia”, ujar Faozan yang juga Dosen FEB UHAMKA.
Yayan Sopyani, Koordinator Sekretariat Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental Kemenko PMK, mengatakan apa yang dilakukan oleh MPS relevan sebagai dari penguatan pusat perubahan gerakan revolusi mental dalam sosial dan kebudayaan.
Salah satu narasumber Herni Ramdlaningrum, Pengurus MPS PP Muhammadiyah, berharap dengan peluncuran video ini, isu lansia dapat terus digaungkan, karena pada 2050 jumlah lansia di Indonesia diprediksi mencapai 50 juta jiwa.
Narasumber lain, Diyah Puspitarini, Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah, meyanyangkan masih ada stigma negatif terhadap lansia. “Hentikan diskriminasi, ajak lansia berkolaborasi agar mereka mandiri” harapnya.
Narasumber terakhir, Adhi Santika, Konsultan Program Muhammadiyah Senior Care, melihat gerakan revolusi mental relevan dalam upaya untuk peduli pada lansia. “Setelah kita peduli, lets move on, mari kita siapkan lansia yang sejahtera, madiri dan bermartabat” tutupnya. (FS)