November tahun 1961 Muhammadiyah resmi berdiri di Gunem, Rembang, Jawa Tengah. Setelah 59 tahun berdiri, Muhammadiyah Gunem memiliki beberapa amal usaha. Di antarannya BTM, SMK Muhammadiyah, SMP MBS, dan TK ABA.
Dilihat dari perkembangannya, dinamika Muhammadiyah di Gunem mengalami naik turun, bahkan sempat mati suri. Hal ini terlihat dari sekolah-sekolah Muhammadiyah yang miskin akan siswa, dan forum pengajian yang dihadiri tidak lebih dari 20 orang.
Semangat untuk lebih menghidupkan Muhammadiyah Gunem tumbuh lagi seiring dengan didirikannya SMP MBS Gunem. Memasuki tahun ketiga, santri MBS Gunem lebih kurang berjumlah 50 siswa dan siswi. Di mana mayoritas santri adalah dari keluarga kurang mampu, yang itu artinya MBS memberikan sekolah gratis kepada mereka.
“Kami yakin 5 sampai 10 tahun lagi, MBS akan berkembang dan maju, ucap M Noer Samsi salah satu pengasuh pesantren yang juga Pemuda Muhammadiyah Gunem.
Semangat bermuhammadiyah memang sedang digalakkan lagi oleh Pemuda Muhammadiyah Gunem. Melihat tanda-tanda kebangkitan tersebut, Rohmat sesepuh Muhammadiyah Gunem mengaku bahagia dan optimis Gunem bisa maju. “Terus terang kami senang melihat anak-anak muda. Silahkan buat kegiatan apapun untuk memeriahkan Muhammadiyah di sini, kami siap mendukung dan mendorong,” ucapnya.
Secara umum, tidak ada yang berbeda dengan kegiatan belajar mengajar di MBS Gunem. Membiasakan anak shalat lima waktu berjamaah, belajar di kelas pagi hingga siang, latihan tapak suci dan kepanduan HW pada sore hari, serta mengaji dan menghafal qur’an. Namun menariknya, hampir waktu luang yang dimiliki santri, mayoritas mengisinya dengan membaca buku. Sepertinya membaca buku sudah melekat pada pribadi santri.
Pola pengasuhan pondok pesantren yang mampu memikat santri dekat dengan buku ini, kini mulai membuahkan hasil. Misalnya, beberapa santri sudah menerbitkan buku kumpulan cerpen. Bahkan ada salah satu santrinya yang sudah menerbitkan 3 buah buku.
Untuk mendekatkan anak pada buku, pesantren sering mengadakan seminar, pelatihan, dan bazzar buku di lingkungan sekolah. Termsuk menyediakan berbagai buku bacaan di etalase sekolah.
Untuk menguatkan kehadiran MBS, Muhammadiyah Gunem juga membuat unit bisnis ternak ayam potong. Belum lama ini, MBS mendirikan kandang ayam dengan kapasitas 75,000 ekor. “Bisnis adalah penyeimbang, tanpa itu, Muhammadiyah hanya terbang dengan satu sayap,” kata Rohmat. Jadi bisnis ayam potong semata untuk mengokohkan pembiayaan MBS Gunem.
“Kalau bisnis ini lancar, segera akan kami bangun lagi asrama untuk santri. Sebab kami yakin, berjalannya waktu santri kami akan semakin banyak,” tutup Rohmat. (gsh).
Sumber : Majalah SM Edisi 01 Tahun 2020