Dakwah Muhammadiyah Lekat dengan Pendekatan Seni dan Budaya

Dakwah Muhammadiyah Lekat dengan Pendekatan Seni dan Budaya

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Budaya dalam perspektif Muhammadiyah bukanlah sesuatu yang haram. Bukan juga sesuatu yang dihukumi makruh. Bahkan tarjih sendiri melabeli budaya dan kebudayaan sebagai sesuatu yang mubah atau diperbolehkan. Sepanjang perjalanan sejarahnya Muhammadiyah tidak pernah anti terhadap kebudayaan. Secara garis besar, kebudayaan dapat dipahami sebagai bentuk atau pola tindakan yang mencerminkan proses dinamika penyadaran atas realitas. Hal inilah yang dilakukan oleh Kiai Dahlan dalam berdakwah, yaitu selalu lekat dengan pendekatan seni dan kebudayaan.

Karena eratnya hubungan antara Muhammadiyah dengan kebudayaan itu maka Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan acara bertajuk kebudayaan dengan tema “Kampoeng Kreativitas Nasional Muhammadiyah untuk Negeri.” Agenda yang menghadirkan bebarapa tokoh kebudayaan nasional tersebut akan berlangsung selama tiga hari yang dimulai pada Jum’at (20/8) dan berakhir pada tanggal 22 Agustus 2021.

Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam sambutannya menyampaikan bahwa integrasi antara dakwah dengan kebudayaan dinilai sangat penting. Utamanya guna menunjang langkah dan pemikiran LSBO serta kader Muhammadiyah dalam melakukan ekselerasi di berbagai kegiatan dakwah persyarikatan.

Melalui LSBO, Haedar berharap Muhammadiyah mampu mempelopori hadirnya dakwah yang terintegrasi dengan kebudayaan setempat, sembari membawa misi rahmatan lil alamin sebagai nafas dakwah berkemajuan.

“Kebudayaan dalam makna yang luas merupakan buah hasil dari berpikir dan bertindak seluruh elemen masyarakat yang pada akhirnya membentuk pola integrasi yang bersifat melintasi,” ujar Haedar.

Dalam pidatonya ia berpesan agar tema yang diusung oleh LSBO dapat menjadi sebuah pedoman untuk mengaktualkan berbagai potensi karya seni dan budaya berbasis komonitas. “Kita harus mulai menjaga dan merawat lingkungan, budaya, serta komonitas setempat (manusia). Karena ketiganya saling berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Maka ketika terjadi musibah, sejatinya ada salah satu dari ketiganya yang ditelantarkan,” ungkapnya.

Tantangan yang tak kalah penting dalam upaya menghidupkan kembali kebudayaan bangsa ialah tergantung bagaimana warga bangsa bersatu memberikan perhatian lebih kepada pembangunan kebudayaan di Indonesia. Karena kekayaan budaya itulah yang sejatinya perlu dihidupkan kembali untuk menyongsong era kejayaan. (diko)

Exit mobile version