YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah bersama Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta bekerjasama dengan TNI, Polri, dan Kemenkes RI menyelenggarakan program vaksinasi Covid-19. Program vaksinasi ini mengusung tema “Gerak Kolaborasi UNISA Tanggap Covid-19” yang akan berlangsung selama tiga hari (25-28 Agustus 2021) di Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo turut hadir dalam acara tersebut dan sekaligus meninja persiapan demi suksesnya program vaksinasi di Kota Gudeg tersebut.
Haedar Nashir selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan bahwa Muhammadiyah dan Aisyiyah terus bekerja membantu pemerintah untuk menyukseskan program vaksinasi di beberapa daerah seperti Yogyakarta, Jakarta, Medan, Makassar, dan kota besar lainnya. Hal Ini merupakan salah satu ikhtiar kolektif Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam upaya keluar dari permasalahan pandemi Covid-19.
Kerjasama antara Muhammadiyah dengan TNI, Polri, dan Kemenkes RI ini dibangun sebagai kerja kolektif yang akseleratif. Muhammadiyah yang memiliki jaringan massa ke bawah serta lembaga-lembaga yang lengkap ingin senantiasa menjadi garda terdepan sebagai kekuatan masyarakat dalam menghadapi Covid-19.
Selain itu, program kerjasama ini juga sebagai simbol bahwa Muhammadiyah bersama TNI dan Polri bersama-sama berusaha untuk merekat persatuan bangsa dalam kita menghadapi kesulitan di tengah perbedaan. Itu semua murupakan bagian dari dinamika kita sebagai bangsa yang majemuk.
Di tengah kemajemukan ini, Haedar berharap adanya kekuatan masyarakat yang pro aktif menggalang kekuatan strategis dalam menyelesaikan permasalahan bangsa, di antaranya bersama TNI dan Polri. “Dengan seperti ini kita (Muhammadiyah) dapat menjadi contoh dalam hal kebaikan,” ujarnya.
Haedar menambahkan, dalam konteks 76 tahun Indonesia merdeka, Muhammadiyah memiliki agenda bersama untuk terus merekat persatuan dan kebersamaan demi Indonesia yang maju. Agenda ini bukan tanpa syarat, diperlukan langkah-langkah strategis dimana Indonesia harus memiliki gagasan-gagasan kebangsaan yang besar. Alasan ini diperkuat dengan data bahwa human development index Indonesia masih berada diurutan ketujuh dan daya saing bangsa diurutan keenam di tingkat Asean.
“Jika kita tidak memacu langkah-langkah strategis untuk kemajuan, kita akan kalah di tengah persaingan,” tutupnya. (diko)