Judul : Memahami Ideologi Muhammadiyah
Penulis : Haedar Nashir
Penerbit : Suara Muhammadiyah
Cetakan : III, 2016
Tebal, ukuran : xii + 260 hlm, 14 x 21 cm
ISBN : 978-602-9417-13-5
Mengenal merupakan langkah awal menuju kemelekatan relasi, menuju rasa empati, menuju solidaritas aksi. Cinta yang tulus lahir dari sedimentasi ketersalingan rasa, kepedulian, dan tanggung jawab. Kesalahpahaman, curiga, dan prasangka kerap terjadi ketika tidak mau mengenal objek di luar diri.
Para pemegang amanat organisasi, perlu memulai dengan pemahaman tentang apa yang dikerjakannya. Tentang apa, mengapa, dan bagaimana bermuhammadiyah sebagai panggilan beramal bakti. Pemahaman ideologi ini bukan untuk mendoktrin, mendisiplinkan orang, membatasi kreativitas dan keragaman interpretasi, tetapi untuk menciptakan harmonisasi dan kesamaan persepsi. Sebuah organisasi berjalan pada rel yang mestinya diikuti bersama, demi cita-cita bersama. Dengan adanya kesepahaman, energi dapat dicurahkan untuk tujuan berorganisasi, dan pada akhirnya, asas meritokrasi dapat dijunjung tinggi.
Buku ini memuat hal pokok yang perlu diketahui dari organisasi Muhammadiyah. Misalnya, pemahaman tentang Muhammadiyah yang memandang Islam sebagai din al-hadlarah. Yaitu agama yang mengandung ajaran kemajuan untuk mewujudkan peradaban umat manusia yang lebih baik. Kemajuan dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang serba utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah dan ruhaniah sepanjang masa.
Islam berkemajuan menghadirkan rahmatan lil-‘alamin di muka bumi, sebagai refleksi dari nilai-nilai transendensi, liberasi, emansipasi, dan humanisasi (QS Ali Imran: 104 dan 110). Muhammadiyah memperjuangkan Islam yang menjunjung tinggi harkat kemuliaan manusia, tanpa diksriminasi. “Islam yang mengelorakan misi antiperang, anti-terorisme, anti-kekerasan, anti-penindasan, anti-keterbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemunkaran yang menghancurkan kehidupan.”
Dakwah Islam dimaksudkan untuk membumikan Islam sebagai jalan transformasi ke arah terciptanya kemajuan, kebaikan, keadilan, kemakmuran, kedamaian, dan kemaslahatan hidup umat manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dakwah pencerahan juga berfungsi untuk menerangi kehidupan. “Memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan-persoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural.”
Muhammadiyah merupakan gerakan pembaruan yang mendobrak kejumudan. Tajdid dimanifestasikan dalam berbagai kegiatan yang mendayagunakan akal dan ilmu pengetahuan. Haedar Nashir menguraikan bahwa tajdid memiliki makna: (1) al-i’adah, mengembalikan sesuatu pada tempatnya; (2) al-ihya’, menghidupkan nilai-nilai utama; (3) al-ba’ats atau al-sahwa, membangkitkan kembali umat yang mengalami stagnasi; (4) al-ishlah, merenovasi atau memperbaiki sesuatu yang telah terdistorsi.
Buku yang ditulis Ketua Umum PP Muhammadiyah ini memuat tentang konsep dan tafsir atas ideologi Muhammadiyah beserta kristalisasinya, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Khittah, hingga Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua. (ribas)