Nabi Muhammad SAW (33), Perpecahan di Tubuh Pasukan Makkah

Nabi Muhammad SAW (33), Perpecahan di Tubuh Pasukan Makkah

Nabi Muhammad SAW (33), Perpecahan di Tubuh Pasukan Makkah

Oleh: Yunahar Ilyas

Allah SWT menjanjikan, golongan manapun yang kalian hadapi kalian akan menang. Apakah bertemu dengan yang ringan yaitu kafilah Abu Sufyan atau yang berat pasukan yang dipimpin Abu Jahal. Tentu kalian menginginkan bertemu dengan yang rinan tapi Allah menginginkan kalian bertemu dengan pasukan besar Quraisy Makkah untuk menegakkan kebenaran. Allah SWT berfirman:

وَإِذۡ يَعِدُكُمُ ٱللَّهُ إِحۡدَى ٱلطَّآئِفَتَيۡنِ أَنَّهَا لَكُمۡ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيۡرَ ذَاتِ ٱلشَّوۡكَةِ تَكُونُ لَكُمۡ وَيُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُحِقَّ ٱلۡحَقَّ بِكَلِمَٰتِهِۦ وَيَقۡطَعَ دَابِرَ ٱلۡكَٰفِرِينَ لِيُحِقَّ ٱلۡحَقَّ وَيُبۡطِلَ ٱلۡبَٰطِلَ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُجۡرِمُونَ

“Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,”

“agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.” (Q.S. Al-Quran 8: -8)

Demikianlah, setelah kebulatan tekad Muhajirin dan Anshar tersebut, Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin terus bergerak mencari posisi yang strategis. Nabi melanjutlan perjalanan dari Dhafiran yang melewati jalan bukit yang disebut Ashafir. Dari sana turun desa bernama Dabbah, lalu berangkat kembali dari Hannan sebelah kanannya yaitu sebuah bukit pasir yang menyerupai gunung dan akhirnya tiba di dekat Badar. Dari tempat itu Nabi didampingi Abu Bakar melakukan pengintain sendiri. Dari seorang tua Nabi dapat informasi bahwa pasukan Makkah sudah berada di dekat Badar juga. Ali ibn Abi Thalib, Zubair ibn Awwam dan Saad ibn Abi Waqas mncari informasi tentang musuh. Dari dua orang pekerja yanng mereka tangkap dan dibawa kepada Nabi diketahui bahwa pasukan Makkah itu menyembelih 9 sampai 10 ekor onta perhari, berarti jumlah mereka 900 sampai 1000 orang.

Kepada dua pekerja itu ditanyakan Nabi siapa saja pemimpin Quraisy yang ikut. Mereka menyebutkan nama Utbah dan Syaibah putera Rabi’ah, Abul Bakhtari ibn Hisyam,  Hakim ibn Hizam, Naufal ibn Khuwailid, Harits ibn Amir.Thu’aimah ibn Adi, Nadhar ibn Harits, Zam’ah ibn Aswad, Abu Jahal ibn Hisyam dan Umayyyah ibn Khalaf  dan berapa orang lagi. Cukup banyak mereka mengenal pemimpin Qurasy. Nabi menghadap kepada para sahabat dan berkata: “Ini Makkah yang telah mengirim jantung hatinya kepada kalian.”

Malam itu turun hujan yang menghalangi pasukan Qurasy bergerak maju. Sebaliknya hujan itu menguntungkan pasukan Islam karena hujan itu membersihkan mereka dan menghilangkan daki-daki setan. Hujan membuat tanah jadi kesat dan pasir jadi keras, akibatnya pijakan kaki mereka semakin mantap dan hati mereka juga semakin menyatu. Allah SWT berfirman menggambarkan hal tersebut:

 إِذۡ يُغَشِّيكُمُ ٱلنُّعَاسَ أَمَنَةٗ مِّنۡهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيۡكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ لِّيُطَهِّرَكُم بِهِۦ وَيُذۡهِبَ عَنكُمۡ رِجۡزَ ٱلشَّيۡطَٰنِ وَلِيَرۡبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمۡ وَيُثَبِّتَ بِهِ ٱلۡأَقۡدَامَ

“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu).”(Q.S. Al-Anfal 8: 11)

Malam itu juga mereka dapat tertidur nyenyak sehingga besok pagi bangun dengan segar.  Hujan dan rasa mengantuk malam itu adalah sebagian dari pertolongan Allah dalam Perang Badar.

Nabi dan kaum muslimin mendahului pasukan Quaisy ke mata air Badar. Mereka sampai pada sumber air Badar terdekat pada senja hari. Di sini Hubaib ibn Munzir berdiri bak seorang penasehat meliter dan bertanya kepada Nabi:  “Rasulullah,   bagaimana pendapat Anda tentang berhentinya kita di tempat ini? Apakah tempat ini dipilihkan Allah sehingga kita tidak boleh maju atau mundur sendikitpun. Ataukah ini sekadar pendapat, siasat dan strategi perang?”  Nabi menjawab: “Bukan. Ini hanyalah pendapat pribadi, sekadar siasat dan strategi perang.”Hubaib menyarankan:”Rasululllah, ini bukan tempat yang tepat. Sebaiknya kiita pindah ke sumber  air yang terdekat dengan pasukan Quraisy. Kita berhenti di sana, lalu kita timbun sumur-sumuur di belakangnya. Selanjutnya kita buat kolam dan kita isi dengan air,  baru kita berperang melawan orang-orang musyrik itu. Kita punya air minum sementara mereka tidak. “

Rasulullah memuji: “Gagasan yang betul-betul jitu”. Maka  Rasulullah membawa pasukan ke tempat yang ditunjukkan Hubaib dan sampai tengah malam mereka melaksanakan usulan Hubaib  menutup beberapa sumur dan membuat kolam.(Ar-Rahiq al-Makhtum hal 250-252)

Setelah seluruh personel Muslim sampai di mata air Badar, Sa’ad ibn Mu’az  mengusulkan untuk membuat tempat khusus bagi Nabi untuk memberi komando, Beberapa pemuda akan  mengawal Nabi di luar tenda tersebut. Disiapkan juga onta yang jika pasukan Islam kalah Nabi bisa segera pergi bergabung dengan kaum Muslimin di Madinah yang kalau tau sejak awal Nabi akan menghadapi pasukan besar tentu mereka akan ikut. Usulan tersebut diterima Nabi.

Malam itu adalah malam Jumat, 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriyah, Rasulullah mulai berangkat meninggalkan Madinnah tanggal 9 bulan yang sama.

Perpecahan di Tubuh Pasukan Makkah

Malam itu pasukan Quraisy sudah berada di Udhwatul Quswa,  Paginya dengan pasukan berkuda mereka menuruni bukit menuju lembah Badar. Berapa orang di antara mereka menuju kolam air yanng dibuat kaum Muslimin.Semua yang datang ke kolam air mati dibunuh pasukan Islam kecuali Hakim ibn Hizam.

Hakim ibn Hizam mendatangi Utbah ibn Rrabi’ah dan mendorongnya  untuk pulang ke Makkah membawa sekutunya. Artinya tidak perlu berperang dengan Muhammad. Utbah setuju dengan usuulan Hakim lalu dia berpidato menyarankan untuk tidak meneruskan perang melawan Muhammad. Utbah minta Hakim menemui Ibn Hanzhaliyahah yakni Abu Jahal. Hanzhaliyah adalah nama Ibunya. Abu Jahal menolak usulan Utbah dan mengatakan Utbah pengecut atau karena dalam pasukan  Muhammad ada anaknya yaitu Huzaifah ibn Utbah yang sudah masuk Islam. Khawatir Utbah dapat mempengaruhi pasukan, Abu Jahal menemui Amir ibn al-Hadhrami dan memintanya untuk segera angkat senjata membalas kematian saudaranya Amr ibn al-Hadhramy. Amr ibn  al-Hadhramyy terbunuh oleh satuan bersenjata yang dipimpin oleh Abdullah al-Jahsyi. Amir ibn Al-Hadhrami segera bangkit dan menyatakan tidak sabar lagii untuk menunatut balas aatas kematian saudarana Amr ibn Sal-Hadhrami .(Ar-Rahiq al-Makhtum hal 253)

Jalannya Peperangan

Malam harinya sebelum dua pasukan  berhadapan. Rasulullah berdoa: “Ya Allah, ini Quraisy datang dengan kesombongan dan kecongkakannya, yang memusuhi-Mu dan mendustakan Rasul-Mu, ya Allah,  pertolongan=Mu  jjua yang Kau janjikan kepadaku, ya Allah binasakanlah mereka besok pagi.”

Di kubu kaum  musyrikin Abu Jahal juga berdoa: “Ya Allah ,dia telah memutuskan tali silaturahim dan datang membawa ajaran yang sama sekali tidak kami kenal.Kaarena itu, binasakanlah dia pagi inii. Ya Allah siapa yang lebih Kau cintai dan ridhai berilah kemenangan pada hari ini.”

Mengenai peristiwa ini Allah berfirman:

إِن تَسۡتَفۡتِحُواْ فَقَدۡ جَآءَكُمُ ٱلۡفَتۡحُۖ وَإِن تَنتَهُواْ فَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۖ وَإِن تَعُودُواْ نَعُدۡ وَلَن تُغۡنِيَ عَنكُمۡ فِئَتُكُمۡ شَيۡ‍ٔٗا وَلَوۡ كَثُرَتۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

“Jika kamu (orang-orang musyrikin) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu; dan jika kamu berhenti; maka itulah yang lehih baik bagimu; dan jika kamu kembali, niscaya Kami kembali (pula); dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu bahayapun, biarpun dia banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al-Anfal 8: 19) (Bersambung)

Sumber : Majalah SM Edisi 21 Tahun 2019

Exit mobile version