SRAGEN, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka mefasilitasi kreativitas Santri, Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen menyelenggarakan kegiatan Dimsa Fantastic Show. Dimsa Fantastic Show (DFS) adalah salah satu kegiatan santri Ponpes-SMP Darul Ihsan Muh Sragen (Dimsa) yang dikemas dalam bentuk panggung gembira. Menampilkan seluruh kreatifitas seni santri. Sesuai dengan visi sekolah “Islami, Berprestasi, & Terampil”, SMP Dimsa tidak hanya berfokus pada prestasi akademik dan keilmuan ke pondokan saja, tetapi kreatifitas dan pengembangan bakat santri juga menjadi fokus pendidikan di SMP Dimsa.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Jajaran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen beserta pengawas sekolah, tentunya dengan tetap menerapkan prokes yang ketat. Kegiatan ini berlangsung meriah walaupun ditengah kondisi yang masih pandemi dan bersifat internal disiarkan langsung melalui channel YouTube resmi sekolah agar tetap bisa disaksikan oleh seluruh Wali Santri.
Kegiatan ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Sang Surya dan Mars Dimsa dan kemudian dilanjutkan dengan sambutan Direktur Pondok Pesantren Dimsa, sambutan Kepala Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah KH. Tafsir M.Ag secara virtual. Agenda dilanjutkan dengan Launching MA PK Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen. “Diharapkan dengan kegiatan ini, Pondok Pesantren tidak hanya fokus pada bidang akademik dan keilmuan kepondokan saja, tetapi kreatifitas dan pengembangan bakat santri tetap dapat dikembangkan,” Tutur Wibowo Juli Saputro selaku Kepala Sekolah.
Dimsa Fantastic Show ini adalah kali keempat diadakan oleh Ponpes-SMP Darul Ihsan Muhammadiyah yang sempat tidak diadakan Tahun lalu. Dalam acara tersebut tidak hanya penampilan yang bersifat keagamaan saja melainkan juga berupa karya seni, tari daerah, musik dan pencak silat. “Diharapkan dengan kegiatan ini dapat menegaskan bahwa belajar di pondok pesantren tidak hanya terfokus pada ilmu agama saja melainkan santri tetap dilatih ketrampilan dan kemandirian,” Wibowo menambahkan.