Mozaik Sejarah Dalam Al-Qur’an
Oleh: Muhammad Chirzin
Sejarah ialah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi dalam masa lampau. Termasuk dalam lingkup sejarah tersebut ialah fenomena alam sebelum kedatangan manusia di muka bumi dan permulaan penciptaan manusia di dunia yang terbentang luas ini. Allah swt berfirman dalam Al-Quran,
﴿ هَلْ اَتٰى عَلَى الْاِنْسَانِ حِيْنٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْـًٔا مَّذْكُوْرًا ١ اِنَّا خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ اَمْشَاجٍۖ نَّبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا ٢ اِنَّا هَدَيْنٰهُ السَّبِيْلَ اِمَّا شَاكِرًا وَّاِمَّا كَفُوْرًا ٣ ﴾
Bukankah sudah berlalu pada manusia masa yang panjang dari waktu ketika dia bukan apa-apa, bahkan tidak disebut-sebut? Sungguh, Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur untuk mengujinya (dengan perintah dan larangan),lalu Kami beri dia pendengaran dan penglihatan.Kami tunjukkan kepadanya jalan; ada yang bersyukur dan ada yang ingkar. (QS 76:1-3)
Dalam ayat yang lain Allah swt berfirman dalam Al-Quran,
﴿ هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ ١٥ ﴾
Dialah yang menjadikan bumi dapat dikelola untuk kamu, maka jelajahilah di segala penjurunya dan nikmatilah rezeki yang Dia sediakan, dan kepada-Nya kamu dibangkitkan. (QS 67:15)
Kehadiran manusia di muka bumi adalah dengan misi menjadi khalifah yang akan memakmurkan bumi dan seisinya. Amanat khilafat tersebut kelak dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt dalam pengadilan pada hari kiamat. Sejarah manusia di muka bumi bermula dari rencana Tuhan yang diinformasikan kepada para malaikat dan direalisasikan dengan segera.
﴿ وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٣٠ ﴾
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan sosok yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS 2:30)
Allah swt mengajarkan nama-nama semua makhluk; langit, bumi, gunung, pohon-pohon dan sebagainya. Rupanya Adam dan Hawa tergoda rayuan dan tipu daya setan Iblis. Mereka pun harus turun ke bumi.
﴿ قَالَ اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚوَلَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ ٢٤ ﴾
(Allah) berfirman, “Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan.” (QS 7:24)
Permusuhan akan terus berlangsung di antara anak cucu Adam di muka bumi hingga mereka dibangkitkan kembali. Generasi demi generasi datang silih berganti. Masing-masing mengemban amanat untuk memakmurkan bumi. Sebagian mentaati peraturan-peraturan Allah swt dan sebagian lain mengingkarinya.
Allah swt berfirman (ditulis artinya),
Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui. (QS 12:3)
Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS 12:111)
Allah swt menjadikan generasi demi generasi manusia di muka bumi. Mereka leluasa membuat tempat singgah dengan memahat bukit-bukit agar terhindar dari kegananasan alam, dengan catatan tidak membuat kerusakan. Masing-masing akan mempertanggungjawabnkan kelakuannya.
﴿ وَاذْكُرُوْٓا اِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاۤءَ مِنْۢ بَعْدِ عَادٍ وَّبَوَّاَكُمْ فِى الْاَرْضِ تَتَّخِذُوْنَ مِنْ سُهُوْلِهَا قُصُوْرًا وَّتَنْحِتُوْنَ الْجِبَالَ بُيُوْتًا ۚفَاذْكُرُوْٓا اٰلَاۤءَ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ ٧٤ ﴾
Ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum ‘Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi. (QS 7:74)
﴿ تِلْكَ اُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَّا كَسَبْتُمْ ۚ وَلَا تُسْـَٔلُوْنَ عَمَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ١٣٤ ﴾
Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS 2:134, 2:141)
Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah), karena itu berjalanlah kamu ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS 3:137 )
Contoh kaum yang bersungguh-sungguh mengelola alam sekitarnya adalah kaum Saba` di Yaman pada era Nabi dan Raja Sulaiman. Selama beberapa aabad negeri itu makmur dan bahagia. Pengairan dari bendungan Ma’rib melimpah. Jalan-jalan dan saluran-saluran air dikelilingi kebun-kebun di kanan dan kiri. Negeri itu menghasilkan buah-buahan, rempah-rempah, dan wewangian. Hal itu diabadikan dalam Al-Quran sebagai berikut.
﴿ لَقَدْ كَانَ لِسَبَاٍ فِيْ مَسْكَنِهِمْ اٰيَةٌ ۚجَنَّتٰنِ عَنْ يَّمِيْنٍ وَّشِمَالٍ ەۗ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗبَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ غَفُوْرٌ ١٥ ﴾
Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” (QS 34:15)
Di sisi lain terdapat negeri yang dipimpin oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sebagaimana dinarasikan dalam Al-Quran,
﴿ وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا فِيْ كُلِّ قَرْيَةٍ اَكٰبِرَ مُجْرِمِيْهَا لِيَمْكُرُوْا فِيْهَاۗ وَمَا يَمْكُرُوْنَ اِلَّا بِاَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ ١٢٣ ﴾
Demikianlah pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat agar melakukan tipu daya di negeri itu. Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya. (QS 6:123)
Sebagai bangsa yang besar kita harus waspada terhadap segala penyimpangan yang dilakukan oleh penguasa, karena hal itu akan mengundang murka Allah swt. Begitu banyak bangsa-bangsa terdahulu yang dimusnahkah Allah swt akibat ulah tangan mereka. Sebaliknya, kita niscaya mencanangkan semangat iman dan takwa kepada Allah swt, agar Dia senantiasa membukakan pintu-pintu berkah dari langit, sesuai dengan janji-Nya.
﴿ وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ٩٦ ﴾
Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS 7:96 )
Ya Allah, jadikanlah negeri kami ini aman, tenteram, dan damai, dan karuniakanlah kepada penduduknya rezeki yang melimpah dengan segala kekayaan alamnya dengan sentuhan tangan anak negeri yang cerdas, terampil, bertanggung jawab, berdedikasi tinggi dan bertakwa.