Menimba Ilmu di Taiwan, Dosen UMM ini Teliti Manfaat Yoga bagi Menopause

Menimba Ilmu di Taiwan, Dosen UMM ini Teliti Manfaat Yoga bagi Menopause

TAIWAN, Suara Muhammadiyah – Olahraga yoga ternyata dapat memberikan efek positif pada gejala menopause bagi wanita. Itulah yang diteliti oleh Ns. Henny Dwi Susanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat., salah satu Dosen Fakultas Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Berkat penelitian tersebut, ia berhasil meraih gelar doktor di Taipei Medical University, Taiwan. Menariknya, ia juga menjadi wakil para wisudawan untuk menyampaikan pidato saat prosesi wisuda bulan lalu.

Disertasi dengan judul “Mediating Effects of Psychological Symptoms and Effects of Yoga on Menopausal Symptoms and Sleep Quality Across Menopause Status in Indonesian Women” ini membahas bagaimana pengaruh yoga pada gejala menopause. Lebih dari itu juga efeknya bagi kualitas tidur pada status menopause wanita Indonesia. Henny, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa olahraga yoga dapat memperlancar peredaran darah dan menjaga keseimbangan hormon. Sehingga dapat meredakan stress dan juga meningkatkan kualitas tidur. Utamanya bagi wanita yang berada di masa menopause.

“Setiap gerakan yoga mampu memperlancar peredaran darah dan menyeimbangkan hormone. Hal ini dapat memberikan efek yang baik yakni meredakan depresi serta mengurangi gangguan tidur yang sering terjadi,” ujarnya.

Ia kembali menjelaskan bahwa yoga menjadi olahraga yang banyak direkomendasikan di masa pandemi Covid-19. Khususnya dalam usaha menyehatkan dan menjaga tubuh. Lebih lanjut, ia menyebut bahwa gejala menopause dapat menurunan kondisi badan. Tidak hanya dari aspek jasmani saja tapi juga rohani. Oleh karenanya, yoga bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurangi gejala menopause yang biasa dirasakan wanita di usia senja.

Dosen kelahiran Pasuruan ini juga sempat bercerita bagaimana kiprahnya dalam melanjutkan studi doktoral. Berawal dari tuntutan kampus, membuatnya mencari cara agar bisa terus menimba ilmu. Akhirnya ia pun diterima di Taipei Medical University, Taiwan. “Alhamdulillah saya bisa diterima di Taipei Medical University dengan beasiswa selama empat tahun,” ungkapnya.

Ia juga sempat mengalami culture shock saat awal-awal datang di Taiwan. Ia merasa bahwa kultur budaya Indonesia dan Taiwan sangat berbeda, terutama dalam hal makanan. Meski begitu hal tersebut tidak membautnya ragu untuk melanjutkan studinya di sana. Pengalaman bekerja sama dengan orang asing saat di UMM membantunya beradaptasi. Pun dengan program pengabdian dan penelitian yang membantunya dalam pembelajaran di Universitas.

Terakhir, dosen Prodi Ilmu Keperawatan ini berharap dapat membagikan ilmu yang ia dapat selama di Taiwan. Ia juga ingin agar nantinya bisa mendapat kesempatan untuk memberikan yoga exercise secara online pada masa pandemi ini. “Jadi saya bisa turut membantu meringankan gejala yang biasa ibu-ibu menopause alami,” pungkasnya mengakhiri. (diko)

Exit mobile version