Apa yang Telah Cabang dan Ranting Muhammadiyah Lakukan di Masa Covid-19?
Suaramuhammadiyah.id. Selama dua tahun masa pandemi ini, tidak ada lagi yang mempertanyakan kontribusi Muhammadiyah dalam menghadapi covid-19. Dana ratusan milyar rupiah telah digelontorkan, puluhan ribu nakes, ratusan rumah sakit, dan ratusan ribu relawan, telah dikerahkan untuk memberikan yang terbaik bagi semua anak negeri yang tengah dilanda pandemi ini.
Tim relawan pemakaman yang membantu pemakaman semua anak bangsa tanpa memandang identitas agama maupun MbahTuginem yang menggunakan uang tabungannya untuk membeli ambulance guna diwakafkan hanyalah sebagian cerita kecil dari seluruh kontribusi Muhammadiyah untuk negeri ini. Suah barang tentu ada hal lain yang jauh lebih banyak dan besar daripada semua hal yang telah diliput media.
Dalam pantauan LPCR PP Muhammadiyah, nyaris semua PCM dan PRM yang ada di Indonesia telah berbuat nyata di era pandemi ini. Hanya saja, tidak semua kegiatan dan sumbangan yang nyata itu tidak semua terdata dan terlaporkan secara keseluruhan. Padahal, semua data itu akan sangat bermanfaat guna perkembangan Muhammadiyah ke kemudian hari.
Untuk itu, Ketua LPCR PP Muhammadiyah yang juga anggota Stering Commite MCCC PP Muhammadiyah, Muhammad Jamaluddin Ahmad menghimbau PCM dan PRM untuk mendata dan melaporkan semua kegiatan PCM dan PRM terkait COVID-19, Kepada LPCR PP Muhammadiyah dengan tembusan kepada LPCR PDM masing-masing. Termasuk kegiatan, bentuk bantuan, dan jumlah dana yang telah digunakan.
Laporan disampaikan dengan mengisi Google form berikut: https://s.id/AktifitasCR.
Selain itu, Muhammad Jamaluddin Ahmad juga meminta dengan sangat agar PRM dan PCM maupun aktivis Muhammadiyah yang lain berkenan mendata warga dan pimpinan yang terpapar COVID-19 termasuk yang meninggal karena COVID-19, dengan cara mengisi google form berikut: https://s.id/DataAktivis.
“Kita semua tahu, semua struktur dan warga Muhammadiyah telah bergerak dan berbuat serta berderma untuk Covid-19 ini. Ada juga warga dan pimpinan kita yang jadi korban Covid-19. Namun, alangkah ironisnya kalau kita yang dikenal sebagai organisasi modern tidak dapat memberikan data dan angka yang pasti”. Tegas Jamaluddin tentang arti penting pendataan ini. (mjr)