Sukarela Bermuhammadiyah

Oleh: Alfian dj

Kiai Ahmad Dahlan pernah berpesan, “setiap warga Muhammadiyah perlu mengikuti khittahnya agar segenap usahanya berhasil, diijabahi, dan dikabulkan Tuhan, adapun Khittah Kiai Dahlan itu adalah, Tidak menduakan Muhammadiyah dengan Organisasi lain, tidak dendam, tidak amarah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik, tidak sombong, dan tidak berbesar hati jika menerima pujian, tidak jubria (ujub, kibir, dan ria ) serta bersedia nmengorbankan harta benda, pikiran dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni, serta bersungguh hari terhadap pendirian” (Munir Mulkhan, 2007).

Apa yang disampaikan Kiai Dahlan pada sahabat dan murid muridnya mempunyai makna yang sangat mendalam baik pada segenap pimpinan Muhammadiyah serta seluruh anggotanya.

Menyambung apa yang disampaikan Kiai Dahlan, Prof Abdul Mukti menyampaikan, dalam bermuhammadiyah ada tiga prinsip pokok yang harus selalu di pegangi oleh setiap anggotanya:

Pertama, prinsip Jam’iyah atau jamaah, setiap anggota harus memahami bahwa organisasi/ bermuhammadiyah tidak hanya sekedar kumpulan akan tetapi lebih dari itu harus di pahami sebagai sebuah ikatan yang kuat antar satu dan lainnya

Kedua, dalam berorganisasi haruslah ada imamah atau kepemimpinan, ketaatan kepada pimpinan bagian dari ajaran yang dituntunkan dalam al-Qur’an  dan As Sunnah, ketaatan yang di maksud  tentu ketaatan atas ajakan untuk beribadah pada Allah dan tidak mengajak pada hal hal maksiat.

Ketiga, adalah  taat atau ketaatan,  dalam sebuah organisasi taat dan ketaatan akan terbagun dengan sendiriya  bila telah ada kesamaan pandangan dan kesamaan hati dalam memaknai  dalam memahami falsafah dasar persyarikatan,  terutama taat terhadap apa yang di putuskan oleh Persyarikatan.

Tiga  konsep dasar tersebut  mutlak diperlukan dan tidak bisa dilepaskan satu dan lainnya.

 

Suka dan Rela

Muhammadiyah  mempunyai khittah gerakan, setiap keputusan yang diambil tidak boleh melanggar dari ketentuan yang tertuang dalam khittah, setiap anggota dan pimpinan dituntut untuk selalu patuh pada kebijakan yang diputuskan.

Bila ada anggota atau pimpinan  yang tidak taat dengan apa yang di tuntunkan dan di putuskan persyarikatan boleh jadi orang tersebut masih memisahkan antara satu prinsip dengan  prinsip lainnya, bila ada yang bersikap demikian boleh jadi yang bersangkutan belum sukarela dalam bermuhammadiyah.

Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki sikap  suka dan rela, bila sudah suka akan tumbuh rasa cinta pada Muhammadiyah, maka dengan demikian segala apa yang di putuskan Muhammadiyah akan diterima dengan penuh kegembiraan, selanjutnya dengan dasar kegembiraan dan kecintaan semua akan dilaksanakan dengan penuh kerelaan, ikhlasan serta kegembiraan.

Berbeda pendapat bukan hal yang tidak dilarang di Muhammadiyah, yang dilarang adalah bila perbedaan tersebut malah  memunculkan konflik dan perpecahan. Sudah menjadi kewajiban seluruh warga persyarikatan bila sudah sepakat dengan Muhammadiyah maka harus serujuk  dengan apa yang diputuskan  Muhammadiyah.

Muhammadiyah akan terus menyinari dan mencerahkan negeri dengan akal budi guna  menyemai Islam berkemajuan tidak hanya untuk masa lampau, ataupun sekarang, tetapi juga hendaknya dimasa-masa yang akan datang. Wallahu a’lam bish-shawab.

Exit mobile version