LSBO Gerakkan Revolusi Mental Kebudayaan

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan Silaturahmi Nasional Budayawan dan Seniman Muhammadiyah dengan tema “Budaya Gotong Royong Menguatkan Seni dan Budaya di Tengah-Tengah Masa Pandemi”. Agenda ini berlangsung pada Sabtu (18/8/2021) secara luring dan daring karena masih dalam suasana pandemi Covid-19. Acara luring dilaksanakan di hotel Alana Yogyakarta dengan menggunakan protokol kesehatan.

Kegiatan yang dihadiri oleh para seniman dan budayawan Muhammadiyah se-Indonesia tersebut merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah  dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental.

Ketua Panitia, Kusen  menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan ajang pertemuan para seniman dan budayawan Muhammadiyah di masa pandemi agar semakin bersinergi dan bertukar pikiran untuk memajukan bangsa dan kebudayaan nasional.

Ketua LSBO PP Muhammadiyah, Sukriyanto AR menginginkan para seniman dan budayawan Muhammadiyah dapat menjadikan budaya sebagai sarana dakwah untuk membangun bangsa dan menyebarkan nilai-nilai revolusi mental. Di antara nilai itu seperti kejujuran dan gotong-royong.

Faozan Amar, Koordinator  Tim Kerja PP Muhammadiyah  berharap, dengan kegiatan ini, para seniman Muhammadiyah  dapat menggerakan masyarakar di sekitarnya untuk peduli pada sesama. “Budaya gotong royong, terutama sesama seniman yang terdampak pandemi sangat  penting dilakukan,” harapnya.

Wakil Walikota  Yogyakarta, Heru Permadi juga mendorong seniman dan budayawan Muhammadiyah agar dapat mengoptimalkan era digital dalam agenda berkesenian dan berkebudayaan. “YouTube, misalnya, dapat menjadi sarana ekspresi, eksistensi, dan kolaborasi di masa pandemi ini,” ungkapnya.

Didik Suhardi, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Kemenko PMK yang mewakili Menko PMK, berharap, melalui gerakan seni budaya yang dilakukan oleh LSBO PP Muhammadiyah ini dapat memunculkan perubahan perilaku positif sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat secara luas. “Kegiatan ini jangan berhenti di sini, tapi harus berlanjut pasa moral action yang dapat menjadikan Indonesia lebih baik” tegasnya. (FSA/rbs)

Exit mobile version