Peringati Hari Tani, DPD IMM DIY Selenggarakan Dialog dan Gerakan Simbolik

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Dewan Pimpinan Daerah IMM DIY selenggarakan dialog bertajuk “Konflik Agraria Pasca Omnibus Law” pada Rabu, 22 September 2021. Kegiatan ini mengundang narasumber Eko Cahyono yang kini menjadi peneliti di Sajogyo Institute.

Dalam kesempatan ini, narasumber mengupas sekelumit persoalan agraria, baik di tingkat pemahaman konsep mengenai agraria maupun dampak-dampak praktis yang diakibatkan dari kesalahan memahami akar konflik agraria yang terjadi di lingkungan sekitar.

Eko Cahyono memandang, kebijakan pembangunan nasional masih didominasi oleh bangunan paradigma develompentalistik. Lebih dari itu masih berwatak antroposentris, hal ini menyebabkan pusat pembangunan dikerahkan pada usaha memuaskan manusia dan kerapkali luput pada menghormati eksistensi makhluk yang lain.

Eko juga menyinggung akibat buruk dari konflik agraria: Pertama, meningkatnya ekslusi, marjinalisasi, kriminalisasi masyarakat lokal pedesaan dari ruang hidupnya. Kedua, menyempitnya ruang hidup rakyat sebagai akibat menurunnya kemandirian dan produktivitas rakyat. Ketiga, degradasi dan kerusakan sumber daya alam serta agraria. Akibat demikian seturut pula dengan dampak konflik agraria: terciptanya krisis multidimensional.

Kriris tersebut berbentuk kemiskinan struktural sebagai akibat dari ketimpangan penguasaan tanah dan sumber daya alam yang sangat tajam, konflik agraria struktural dan pengelolaan Sumber Daya Alam yang meletus di mana-mana tanpa penyelesaian yang menyeluruh, serta krisis ekologis, konflik kerusakan lingkungan, pelanggaran HAM dan korupsi sumber daya alam.

Kegiatan ini dihadiri puluhan peserta dan dimoderatori oleh Kader IMM, Yamanan. Sementara itu, Farhad Najib Izzuddin selaku Sekretaris Bidang Agraria DPD IMM DIY menjelaskan esensi peringatan hari tani dari DPD IMM DIY, dalam sambutanya beliau ujarkan:

“kegiatan ini sesungguhnya merupakan rangkaian peringatan hari tani yang dilakukan oleh DPD IMM DIY. Dialog ini ada awal dari rangkaian kegiatan selanjutnya. Kegiatan tersebut adalah gerakan simbolik pembagian sayuran kepada warga masyarajat Yogya sebagai simbol pentingnya menghargai hasil panen petani yang akan dilaksanakan pada Jumat, 24 September mendatang”

Selanjutnya ia juga mengajak kader IMM DIY dan seluruh elemen masyarakat untuk kritis membaca segala bentuk konflik struktural, kultural dan historis dari persoalan agraria yang ada di Indonesia. (Akmal)

Exit mobile version