BANTUL, Suara Muhammadiyah – Meski pandemi belum selesai, tidak ada salahnya untuk bersiap-siap, berharap kepada Allah dan melakukan berbagai perencanaan untuk berbagai macam agenda ke depan. Pada Ahad, 26 September 2021, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul menyelenggarakan pengajian dengan tema “Perubahan Perilaku Pasca Pandemi” secara daring dengan mengundang Khoiruddin Bashori sebagai pemateri.
Pada kesempatan tersebut Khoiruddin Bashori mengatakan bahwa perilaku manusia menurut psikologi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu yang tampak dan tidak tampak. Terkait dengan bagaiman cara kita berfikir dan cara kita merasakan.
Ia mengutip surat Al-Anbiya’ ayat 35 yang menjelaskan bahwa semua makhluk yang ada di dunia memilik batas waktu untuk hidup. Jika telah sampai pada batasnya, setiap yang hidup akan di panggil juga oleh Allah SWT, entah lewat penyakit yang diderita atau bencana yang menghampiri. Dari ayat tersebut juga dijelaskan bahwa setiap manusia di uji oleh dua hal, yaitu keburukan dan kebaikan. Namun pada akhirnya apapun cobaanya, manusia akan kembal kepada Allah SWT.
Selanjutnya beliau mengutip surah Al-Hashr ayat 18 yang berkaitan dengan penjelasan ayat sebelumnya, bahwa setelah kita di uji kita disarankan untuk introspeksi diri. Pada ayat ini terdapat dua kata takwa. Khoiruddin menjelaskan makna kata takwa yang pertama adalah bertaubat dari kesalahan-kesalahan masa lalu. Kemudian makna takwa yang kedua adalah berhati-hati agar tidak mengulang kesalahan kemarin, karena orang yang cerdas tidak akan terperosok di lubang yang sama. Dan di era pandemi seperti ini sudah seharusnya menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua,
Pada surah Al-Mulk ayat pertama dan kedua beliau menjelaskan bahwa pada ayat inilah kekuasaan Allah benar-benar nyata. Di tunjukkan melalui fenomena pandemi Covid-19,” jelasnya.
Setelah pandemi berakhir Khoiruddin mendorong setiap individu untuk menjadi pribadi yang lebih fungsional, dari surah Ar-Ra’d ayat 17 di jelaskan bahwa orang hidup itu seperti air yang mengalir. Bermanfaat. Ada juga yang seperti buih, “kalau kita bermanfaat untuk kemanusia kita akan tetap eksis. Di masyarakat, yang lebih dilihat dan dinilai adalah fungsinya, bukan ijazahnya atau jabatanya, ” jelas Khoiruddin.
” be your self, jadilah dirimu sendiri, namun saat ini orang punya istilah baru yaitu be the best version of you jadilah versi terbaik dari kita masing-masing. Jadi setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kalau kita memaksakan jadi orang lain itu malah menjadi beban, jadi yang penting adalah menjadi diri sendiri tapi diri sendiri yang terbaik,” katanya.
Di akhir paparannya, ia mengutip surah Al-Baqarah ayat 129. Khoiruddin menjelaskan bahwa pada surah ini Allah memberi cara agar menjadi pribadi yang lebih kuat dan juga bijak. Ada lima hal penting agar lebih produktif dan positif yaitu dengan tilawah (dengan banyak membaca), taklim (dengan berbagi), kitabah (dengan banyak menulis), hikmah (mengambil pelajaran dari setiap perisiwa), dan terahir tazkiyah (mebersihkan hati). (guf/diko)