YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebagai majalah pesantren, sudah bisa berwujud seperti ini, merupakan hal yang luar biasa. Apalagi dapat konsisten terbit hingga tahun kelima. Ini lebih luar biasa lagi.
Itulah jawaban Deny Asy’ari MA saat menjawab curhatan para pengelola majalah attanwir MBS Yogyakarta di gedung Grha Suara Muhammadiyah, Senin (27/9/2021). Dalam silaturahmi tersebut, para pengelola majalah attanwir mengemukakan beberapa hambatan dan keterbatasan potensi pribadi mereka yang dianggap tidak linear dengan dunia jurnalistik yang disampirkan ke pundak mereka.
Bagi para ustadz yang sudah diberi amanat sebagai tendik di MBS Yogyakarta itu, amanat tambahan untuk mengelola majalah luang harus terbit setiap enam bulan sekali, sekaligus mengelola website, dan sosial media itu disamping mengasyikkan juga menjadi permasalahan yang tidak lagi sederhana terutama dalam manajemen pembagian waktu kualitas tulisan.
Untuk itu, Deny Asy’ari memberikan tips ringan kepada para ustadz/ustdzah muda ini. Menurut Deni kalau kewajban membuat menulis dan tulisan dianggap sebagai beban, maka selamanya tugas kepenulisan itu menjadi berat dan sulit. Namun, kalau menulis itu dijadikan bagian dari hidup dan kebiasaan maka akan terasa menyenangkan.
“Kalau menulis tidak dijadikan sebagai beban, maka kita akan cepat berkembang. Kita akan dapat menikmati semua proses itu dengan gembira. Tapi sekali lagi, majalah ini sudah sangat bagus. Pertahankan agar majalah ini dapat terus terbit,” tegas Deny. (LBS)