MATARAM, Suara Muhammadiyah-Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) mengadakan Workshop Pendidikan Karakter dengan tema “Mengembangkan Pelajar sebagai Influencer Revolusi Mental di Kalangan Pelajar” pada hari Minggu (26/9) di Aula Pertemuan Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Nusa Tenggara Barat. Kegiatan tersebut diadaan secara hybrid (luring dan daring) untuk mencegah penularan Covid-19.
Workshop yang dihadiri oleh pelajar Muhammadiyah Mataram NTB tersebut merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam Gerakan Revolusi Mental.
Tujuan kegiatan tersebut menurut Ketua Umum PP IPM Nashir Efendi, adalah untuk menghasilkan agen revolusi mental yang berkemajuan sehingga mampu mendorong pembangunan sumber daya manusia dan kebudayaan Indonesia.
Dalam sambutannya, Falahuddin, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nusa Tenggara Barat berharap kegiatan tersebut mampu menyeimbangkan antara harokah ilmiah dengan harokah amaliah “Sepintar apapun jika kita tidak memiliki prilaku dan karakter yang baik maka tidak akan sukses” tegasnya.
Hal senada disampaikan oleh Didik Suhardi, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Kemenko PMK yang hadir secara daring mengajak pelajar Muhammadiyah agar pendidikan karakter dan gerakan revolusi mental tidak hanya diketahui, tapi harus dilaksanakan dan menjadi teladan bagi pelajar yang lain ” Moral knowing , moral feeling dan moral action yang dikatakan oleh Thomas Lickona harus dilaksakan secara simultan” pesannya.
Dalam materinya, Mifahul Huda, Project Coordinator Peace Generation, menekankan agar pelajar Muhammadiyah memiliki sikap moderat dan proporsional dalam menilai sesuatu. Karena salah satu tantangan bangsa saat ini adalah masih adanya bibit-bibit intoleransi dan ujaran kebencian (hate speech).
Sedangkan menurut Koordinator Tim Kerja PP Muhammadiyah, Faozan Amar dalam materinya mengajak kader IPM untuk terus menjadi agen pembawa perubahan (agen of change) yang baik bagi bangsa dan negara “Karena pelajar dan anak muda hari ini akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan” Tutupnya. (Fahmi Syahirul)