TEGAL, Suara Muhammadiyah – Pada Sabtu, 2 Oktober 202. Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan (PPAD) melaksanakan program tahunan yaitu pelantikan pengurus IPM. Acara ini disaksikan oleh Pimpinan PPAD, pengasuh putra-putri dan seluruh santri PPAD di aula pondok.
IPM itu soko guru! Itulah penanaman yang di-muroja’ah bapak direktur dalam beberapa munasabah guru dan santri. Optimalisasi ortom IPM dalam PPAD adalah sebagai kunci dinamika santri yang dinamis, aktif dan komprehensif. IPM PPAD memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan IPM yang lain. Di PPAD, IPM adalah penopang dinamika pendidikan yang mecakup afektif, kognitif dan psikomotorik. Para pengurus menjadi pentadbir para santri di asrama, masjid serta dimanapun santri beraktifitas, IPM juga sebagai penyuluh bagi para santri serta menjadi uswatun hasanah bagi para santri-santri yunior.
Pembina IPM, Di’fa Aulia Rahman, SE berpesan kepada pengurus IPM yang baru “Jabatan bukan untuk dibanggakan, namun hanya wadah untuk menunjukkan prestasi, kreasi dan inovasi. Jika kita bersungguh-sungguh, kebanggan itu akan datang dengan sendirinya,” tegas Ustadz Dhi’fa.
Inamulloh Fathuri selaku Mudir PPAD berpesan bahwa esensi utama dalam kepemimpinan ialah pertanggung jawaban. Bagaimana pertanggung jawaban dalam mengelola setiap bagiannya. Lebih dalam lagi, IPM PPAD adalah kehidupan, mengapa demikian? Karena para pengurus IPM PPAD mengatur totalitas 24 jam kehidupan santri. Dalam kepengurusan IPM terkandung di dalamnya nila-nilai pendidikan yang akan diaplikasikan di masyarakat kelak.
“Pimpinan Ranting (PR) IPM adalah kehidupan, Di tempat ini terbentuk jiwa-jiwa yang kuat dalam belajar mengolah kehidupan di pondok 24 jam totalitas pergerakan afektif, kognitif dan psikomotorik. Pada muaranya akan dipalikasikan dalam totalitas kehidupan di masyarakat kelak,” jelas Fathuri. (Alvin Qodri Lazuardy)