YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Umat Islam di dunia merayakan kegembiraan kelahiran Nabi Muhammad Saw setiap tanggal 12 Rabiul Awwal dalam kalender Hijriyah. Tahun ini, maulid Nabi Muhammad jatuh pada Selasa, 19 Oktober 2021.
Menyambut hari Maulid Nabi, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof KH Haedar Nashir mengajak umat Islam untuk meneladani dan menampilkan teladan utama atau uswah hasanah, khususnya yang terkait dalam tiga konteks.
“Pertama, untuk memperpendek, meminimalisasi bahkan menghilangkan kesenjangan antara nilai agama yang serba baik, serba benar, serba utama dengan praktek kehidupan nyata yang seringkali berbeda dari nilai-nilai yang telah diajarkan agama,” pesan Haedar.
Praktek itu hendaknya meluas dalam seluruh aspek kehidupan. “Praktek itu bukan hanya dalam kehidupan sehari-hari, namun juga dalam praktek kehidupan politik, ekonomi, budaya dan kehidupan yang lebih luas di mana agama menjadi sumber nilai yang utama,” imbuhnya.
Kedua, Haedar berpesan agar umat Islam memperhatikan bahwa di tengah majunya penguasaan teknologi, kehidupan politik, ekonomi dan budaya modern ternyata juga menyisakan krisis moral, krisi perilaku, krisis keteladanan dan berbagai kekerasan atas nama apapun.
Nabi Muhammad hadir untuk memberi solusi atas berbagai permasalahan moral masyarakat. “Maka seyogyanya umat beragama khususnya kaum muslim untuk menghadirkan alam pikiran, sikap, dan tindakan yang mampu menjadi solusi atas berbagai problem kehidupan yang bersifat krisis tersebut,” kata Haedar, Selasa (19/10/2021).
“Jadikan Islam dan figur nabi Muhammad sebaggai role model untuk menghadirkan kehidupan yang lebih beradab, lebih bermoral, lebih menjunjung tinggi nilai-nilai utama, menyebar perdamaian, persatuan sekaligus mencegah segala bentuk permusuhan, kebencian, kekerasan, keretakan dan hal-hal yang membuat suatu bangsa akan jatuh,” ujarnya.
Ketiga, Haedar berpesan secara umum agar bangsa Indonesia yang sejatinya berbasis pada kebudayaan luhur mampu mewujudkan cita-cita luhur untuk membangun kehidupan yang lebih baik. “Yaitu kehidupan yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur sebagaimana cita-cita para pendiri bangsa,” terangnya.
Momentum maulid Nabi hendaknya dimanfaatkan untuk merefleksikan diri dan menyebarkan energi positif dalam kehidupan. “Saya percaya bahwa peringatan kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam selalu menjadi sumber nilai kebaikan, keutamaan dan keluhuran hidup kita bersama,” tukas Haedar Nashir. (ppm/ribas)