YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Tanggal 16 Oktober 2021 yang bertepatan dengan hari Sabtu, Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan sukses menyelenggarakan kegiatan Diskusi Bulanan Bina Kader di tengah kesibukannya melaksanakan program-program kerja yang telah disahkan pada rapat Musyawarah Kerja.
Pada awalnya, kegiatan ini berangkat dari inisiatif para Ketua Umum PK IMM Fakultas Agama Islam, Fakultas Kedokteran, Buya Hamka dan juga Pembina tiga komisariat ini, Immawan Hasnan Nahar S.Th.I., M.Ag, dalam rangka membina pimpinan komisariat maupun para kader ikatan untuk dapat produktif, berkarya,dan berkontribusi sekalipun di masa pandemi, sehingga mampu menjawab tantangan zaman dan umat yang semakin kompleks. Alhamdulillah kegiatan ini telah terlaksana dua kali, pada bulan ini dan bulan September lalu dengan mengundang para pembicara yang tentunya telah berpengalaman dalam bidang yang ia geluti.
Diskusi Bulanan Bina Kader bertajuk “Sukses Akademik dan Ekonomi di Usia Muda” yang disampaikan oleh Muhammad Abduh Zulfikar atau sering dipanggil mas Zulfikar, banyak mengundang antusiasme dari para peserta diskusi baik Immawan amupun Immawati. Sebab materi yang disampaikannya bukan sekedar materi yang didapatnya dari bangku perkuliahan ataupun seminar-seminar, namun berdasarkan pengalamannya sendiri dalam meniti karir menjadi seorang pengusaha sukses yang betul-betul ia mulai dari nol.
Menurutnya, terlalu banyak sekali pelajaran berbisnis yang didapat dari penyampaian beliau pada Sabtu malam lalu, hingga tidak mampu tercatat seluruhnya, karena sesungguhnya ilmu yang berguna bukan hanya ilmu yang tergores di atas lembaran lalu mengering begitu saja tanpa adanya realisasi dari ilmu tersebut, namun ilmu yang berguna adalah ilmu yang dapat diambil manfaat oleh orang yang mendapatkannya, dan dapat memberikan perubahan yang lebih baik bagi lungkungan sekitarnya.
Berikut ulasan materi-materi yang beliau sampaikan. Yang pertama kali harus dilihat dan diperhatikan oleh seorang pemula bisnis adalah resiko kerugian di depan mata, maka jangan membawa perasaan (baper) dalam aktivitas bisnis, sebab jika seorang pebisnis memperoleh kerugian, ia akan mudah down atau putus asa dalam mencapai tujuan dan capaian awalnya dalam bisnis. Oleh karena itu memulai bisnis di awal tentu akan berdarah-darah, dalam artian akan banyak tenaga, pikiran bahkan harta yang dikeluarkan demi kemajuan bisnis tersebut, namun seiring berjalannya waktu ia akan terus berkembang melesat, dan sudah barang tentu harus dibarengi keuletan dan kecerdasaan di dalam mengatur strategi bisnis yang terus berjalan.
Fakta menunjukkan bahwa 90% dari UMKM di Indonesia mentok pada titik tertentu, dan bertahun-tahun stag pada titik atau posisi tersebut. Mungkin karena sudah merasa nyaman dengan pencapaian pada titik tersebut, atau bisa jadi karena kurangnya strategi maupun SDM (Sumber Daya Manusia) untuk naik kepada level selanjutnya, maka penting bagi seorang pebisnis untuk memiliki setidaknya rasa tanggungjawab, moral dan integritas dalam dirinya.
Ada dua model kerakter seorang yang disebutkan oleh mas Zulfikar dalam dunia bisnis, emergent dan deliberate. Seorang emergent canggih pemikirannya dalam memulai sebuah bisnis, namun kurang kompeten membuat bisnis tersebut sustainable dan scalable, ia seringkali membuat atau mangambil keputusan berdasarkan spontanitas yang tidak direncanakan sebelumnya, dan andilnya lebih dominan ketika di fase-fase awal pengembangan bisnis, ia bisa dikatakan single fighter.
Berbeda dengan seorang deliberate yang memulai bisnis berdasarkan pembacan data pada objek yang dituju, administratif dalam menjalankan bisnis, penuh dengan controlling dan management yang baik, dan dominan ketika proses scale up dalam bisnis, namun ia kurang dalam memunculkan ide-ide baru dan inovasi dalam bisnisnya, sehingga terlihat monoton mengikuti alur. Sedangkan yang diinginkan oleh pembicara adalah menyeimbangkan kedua karakter tersebut, yaitu dengan menggabungkan antara keduanya dalam diri seorang leader atau pemimpin bisnis, sehingga terbentuk ideal entrepreneur atau seorang entrepreneur yang ideal. Selain dari pada karakter tersebut, penyusunan SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam melaksanakan program kerja, supaya tampak lebih seragam dan sejalan dalam bekerja, sehingga hasilnya akan sesuai atau mendekati pencapaian yang dituju.
Satu hal lagi, dalam berbisnis harus menerapkan “Jobs to be done” atau agar pekerjaan telaksana dengan baik. Dalam aritian jika seandainya kita tidak mampu melakukan sub pekerjaan dari bisnis kita, maka rekrut orang lain yang berkompeten dalam sub pekerjaan tersebut untuk bergabung bersama dalam bisnis, sehingga dari kerjasama tersebut, pekerjaan akan terlaksana dengan baik. Mungkin dari sekian banyak penyampaian, hanya materi-materi ini yang dapat tertulis dan terpublikasikan, namun yang sedikit ini jika dapat dimanfaatkan dengan baik dan dapat membuat perubahan terutama bagi bisnis yang kita miliki, maka jauh lebih baik ketimbang tulisan panjang lebar yang tak terealisasikan.