Peringatan Maulid Nabi Sebagai Penguat Nilai Religiusitas

Peringatan Maulid Nabi Sebagai Penguat Nilai Religiusitas

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyelenggarakan pengajian maulid Nabi Muhammad saw secara virtual via zoom dan melalui  Youtube dengan channel “Universitas Ahmad Dahlan dan Masjid Islamic Center UAD” pada Senin malam (18/10).

Acara pengajian maulid Nabi Muhammad saw ini turut dihadiri oleh rektor UAD, civitas akademika, mahasiswa, dan masyarakat umum. Rektor UAD, berkesempatan untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Muchlas selaku rektor UAD menjelaskan tujuan dari diadakannya pengajian ini adalah untuk memberikan penguatan nilai-nilai religiusitas.

“Pengajian pada malam hari ini bertujuan untuk memberika penguatan nilai-nilai religiusitas kepada kita semua selaku dosen dan tenaga kependidikan UAD. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan PTMA adalah pegawai Muhammadiyah yang diharapkan dapat membantu persyarikatan menggairahkan dakwah amar makruf nahi mungkar. Oleh sebab itu penguatan pengamalan aspek al-Islam dan Kemuhammadiyahan melalui berbagai wahana termasuk peringatan hari besar Islam pada malam hari ini perlu untuk terus kita upayakan. Selain itu, pengajian malam hari ini juga dimaksudkan untuk meneladani figur utusan Allah yakni nabi kita Muhammad saw,” tutur rektor UAD.

Adapun narasumber pada pengajian maulid Nabi Muhammad saw ini adalah ustaz Muhammad Chirzin (Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah). Pada kesempatan ini beliau menyampaikan secara ringkas, jelas, dan padat seputar episode kehidupan Nabi Muhammad saw sejak kelahiran-perjuangan dakwah yang dilalui lengkap disertai dengan keterangan dalilnya (al-Qur’an, hadis, qaul ulama, dsb.). Berikut ringkasan materi yang beliau sampaikan:

Pertama, Nabi Muhammad saw lahir di tahun Gajah. Nabi saw dilahirkan pasca terjadinya penyerangan Kakbah oleh tantara bergajah yang dipimpin oleh Abrahah. Di sini beliau menjelaskan isi kandungan dari al-Qur’an surat al-Fīl dan juga penafsiran ulama terhadap surat tersebut.

Kedua, Nabi Muhammad saw lahir dalam keadaan yatim. Allah swt mewafatkan ayahandanya sebelum beliau lahir. Ibunya pun diwafatkan ketika beliau mencapai usia 10 tahun. Hal ini terjadi agar Nabi menjadi pribadi yang otentik, mandiri, tidak terbentuk oleh tangan ayah dan ibunya.

Ketiga, Nabi Muhammad saw buta huruf. Pada zamannya buta huruf menandakan orang itu kuat secara ingatan. Sekalipun buta huruf, Nabi Muhammad saw dituduh telah mengaji kepada ulama Nasrani dan menyadur/mengarang kitab suci.

Keempat, Nabi Muhammad saw menerima al-Quran perdana di Gua Hira. Ayat al-Quran yang pertama belia terima adalah al-Alaq ayat 1-5. Di antara kandungan ayat tersebut adalah dengan membaca dan menulis manusia dapat mengembangkan peradaban dan kebudayaan..

Kelima, Nabi Muhammad saw digugah untuk berdakwah. Nabi Muhammad saw menyeru manusia ke jalan Allah swt dengan segala daya dan upaya tanpa mengenal jeda, baik secara sembunyi-sembunyi selama di Mekkah, maupun secara terang-terangan selama di Yatsrib atau Madinah.

Keenam, Nabi Muhammad saw diutus di jazirah Arab untuk semua manusia, sebagai rahmat bagi alam semesta. Beliau diberikan tugas untuk mengajarkan al-Qur’an dan Hikmah. Rasulullah saw membacakan tanda-tanda kebesaran Allah, menyucikan manusia, mengajarkan al-Kitab (al-Qur’an) serta al-Hikmah (as-Sunnah), memberi kabar gembira dan peringatan, serta menjadi saksi.

Ketujuh, Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah untuk menemukan lahan dakwah baru yang menjanjikan. Ketika sampai di sana, lantas beliau berusaha untuk mendamaikan suku Aus dan Khazraj yang di antara keduanya telah terjadi konflik  selama puluhan tahun, serta mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar.

Kedelapan, Nabi Muhammad saw mendapat pertolongan Allah dalam Perang Badar. Selama berdakwah banyak sekali rintangan yang beliau hadapi, di antaranya adalah harus berperang melawan kaum-kaum yang kafir. Di antara perang tersebut adalah perang Badar, perang Uhud, perang Hunain, dan yang lainnya. Disebutkan dalam al-Qur’an surat ali-‘Imran ayat 123 dan at-Taubah ayat 26 bahwasannya Nabi saw senantiasa mendapatkan pertolongan Allah swt dalam perang Badar.

Kesembilan, Nabi Muhammad saw memimpin rombongan untuk Fathu Makkah (pembebasan kota Mekkah). Pada saat kekuatan  umat Islam cukup besar, Nabi Muhammad saw bersama kaum muslimin pergi ke Mekkah untuk membebaskan kota Mekah. Pembebasan tersebut tidak disertai dengan adanya pertumpahan darah. Boleh jadi sebagian dari kaum Muslimin bermaksud melakukan balas dendam atas kekejian orang-orang Mekah terhadap mereka, tetapi Nabi Muhammad saw senantiasa mencegahnya.

Kesepuluh, Nabi Muhammad saw memiliki akhlak al-Qur’an. Aisyah, istri beliau pernah ditanya mengenai akhlak beliau, lalu Aisyah menjawab bahwasannya akhlak beliau adalah al-Qur’an. Semua hal yang beliau lakukan relevan denga napa yang terkandung di dalam al-Qur’an. Dengan demikian, beliau adalah uswah hasanah (teladan yang baik) bagi kaum Muslimin, sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Allah swt di dalam al-Qur’an surat al-Ahzab (33) ayat 21.

Kesebelas, Nabi Muhammad saw memberikan pesan kepada kaum Muslimin. Pesan beliau ini ada dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Adapun pesannya bahwa seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Karena itu, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu ada di sini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali— cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap Muslim atas Muslim lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.

Di penghujung materi ustaz Chirzin menutupnya dengan menyampaikan beberapa pandangan tokoh-tokoh Barat non Muslim mengenai apresiasi dan rasa kagum mereka pada sosok Nabi Muhammad saw. Bagi beliau pujian kaum Muslimin terhadap Nabi Muhammad adalah hal yang biasa dan wajar, tetapi jikalau yang memberikan pujian itu adalah orang-orang non Muslim, maka itu adalah hal yang luar biasa. Berikut pandangan-pandangan tokoh-tokoh Barat tersebut:

“Pilihan Saya Muhammad menjadi orang terpenting dalam sejarah telah mengagetkan para pembaca. Namun, dialah satu-satunya tokoh dengan kesuksesan tertinggi pada tingkat agama dan dunia.” (Michael H. Hart, tokoh dari Amerika Serikat)

“Aku sudah membaca kehidupan Rasul Islam berkali-kali, dan aku tidak menemukan kecuali akhlak-akhlak luhur yang semestinya, dan aku berharap Islam menjadi jalan bagi dunia. Seandainya Muhammad menjadi pemimpin dunia, pastilah dia mampu menyelesaikan masalah yang menjamin perdamaian dan kebahagiaan sebagai harapan manusia.” (George Bernard Shaw, tokoh dari Inggris)

“Muhammad adalah kepala negara yang punya perhatian besar pada kehidupan rakyat dan kebebasannya. Pada kepribadiannya ada dua sifat paling utama yang dimiliki jiwa manusia, yaitu keadilan dan kasih sayang,” ungkap Bretly Hiler, tokoh dari Jerman. (Ahmad Farhan Juliawansyah) 

Exit mobile version