Hukum Menyembunyikan Kebenaran

Hukum Menyembunyikan Kebenaran

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Diadakannya Pengajian Tarjih Muhammadiyah Edisi 146 dengan mengangkat tema “Tafsir at-Tanwir Muhammadiyah: Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 159-162” pada Rabu (27/10) secara live di youtube Tarjih Chanel. Acara tersebut menghadirkan Dr. H. Nur Kholis, M.Ag selaku Anggota Divisi Kajian al-Qur’an dan Hadis Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah sebagai narasumber.

Dr. H. Nur Kholis, M.Ag dalam sambutannya memaparkan bahwa tema pokok ini terkait dengan Ahlul Kitab, yang menyembunyikan kebenaran kerasullan nabi Muhammad Saw, tetapi sebenarnya dalam tafsir at-Tanwir tersebut meskipun dalam hal ini berbicara tentang Ahlul Kitab tetapi makna di dalamnya tedapat pelajaran bagi kita semua sebagai umat Islam terkait dengan penyembunyian tentang kebenaran.

Al-Baqarah ayat 159-162, “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah tobat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran); maka terhadap mereka itulah Aku menerima tobat-nya dan Akulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh,”

Ayat Al-Baqarah 159-162 ini turun berkenaan dengan Ahlul Kitab yang menyembunyikan sifat Nabi Muhammad, lalu kemudian Allah Ta’ala memberitahukan bahwa mereka dilaknat oleh segala sesuatu dari akibat perbuatan itu dan orang-orang Ahlul Kitab itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh semua makhluk yang dapat melaknat.

Dr. H. Nur Kholis, M.Ag  menuturkan makna dalam surat tersebut adalah bahwa hal itu bisa menjadi pelajaran untuk kita karena tentunya pasti bisa terjadi kapan saja pada umat Islam. Sehingga kita di Muhammadiyah ini selalu diajarkan untuk apa-apa yang disabdakan oleh al-Qur’an dan Hadist nabi, kita perlu menyampaikan apa adanya meskipun pahit.

Beliaupun menyampaikan untuk segala hal bentuk perbuatan menyembunyikan dari kitab suci adalah perbuatan terkutuk, pesan ini berlaku untuk umum tidak hanya untuk para alktab semata, namun berlaku untuk siapa saja yang menyembunyikan kebenaran. Meskipun menyembunyikan kebenaran di dalam kitab suci bisa dikarenakan adanya kepentingan, baik politik, ekonomi atau kelompok dan golongan.

“Orang yang menyembunyikan kebenaran tidak akan pernah tenang dalam hidupnya sekalipun akan tercapai tujuannya, tetapi dengan ketercapaian tujuan itu bukan akan menambah mulia dan baik melainkan akan meruntuhkan dia sendiri,” ucapnya.

“Jika ada seseorang yang menyembunyikan kebenaran sehingga dengan menyembunyikan kebenaran itu orang menjadi tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, maka jika ia ingin bertaubat Allah tetap akan menerima. Karena berapapun dosa menyembunyikan kebenaran itu dan berapapun terkutuknya perbuatan itu tetap Allah memberikan kesempatan untuk bertaubat,” tambahnya. (iza)

Exit mobile version