Memaknai Maulid dengan Berfikir Profetik

Memaknai Maulid dengan Berfikir Profetik

TEGAL, Suara Muhammadiyah – Bertempat di Kampus Politeknik Muhammadiyah Kota Tegal. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Pimpinan Komisariat Siti Hajar (PKSH) memperingati maulid Nabi Muhammad dengan melaksanakan kajian ilmu bersama para kader IMM. Kali ini Immawan Yanuar sebagai Ketum IMM PKSH menghadirkan narasumber dari Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan, al-Ustadz Alvin Qodri Lazuardy, S.Ag salah satu staff pengasuhan di PPAD.

Tujuan pelaksanaan kajian ini adalah untuk menggugah kembali semangat bergerak dengan menginspirasi kepada Rasulullah SAW. Tentunya dalam pergerakan, dibutuhkan panduan di setiap langlahnya, dengan membedah siroh perjuangan Rasul dalam mengemban risalah Islamiyah maka akan terbuka panduan-panduan itu.

Dalam kajian ini, narasumber mengangkat judul Memaknai Maulid Nabi Muhammad Sebagai Dasar Pergerakan. Terdapat pesan yang menarik dalam pemaparan yang diterangkan narasumber, Ustadz Alvin, menyampaikan; marilah kita meniru bagaimana cara Rasulullah berfikir, yaitu berfikir berlandaskan wahyu bukan nafsu. Berlandaskan dengan Q.S an-Najm ayat 3-4 “Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut hawa nafsunya. Tidak lain (Alquran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. Ujar Alvin (24/10).

 Kaidah ini dapat dijadikan dasar untuk mengawali segala apa yang di dalam fikiran yaitu dengan pendekatan wahyu (al-Qur’an-as-Sunnah) bukan dengan nafsu amarah bi suu’i. Berfikiran profetik ini akan melahirkan fikiran yang jernih dan bersih, ringkasnya, keselamatan akal (‘aql) adalah ketika ia bersandar pada wahyu bukan nafsu.

Dari pesan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa panduan utama dalam pergerakan adalah berfikir secara profetik, berfikir seperti Nabi dengan bersandar pada wahyu bukan nafsu. Mari berfikir profetik. Sekian (Reporter PPAD dan IMM PKSH)

Exit mobile version