BANTUL, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul kembali dengan agenda rutin yakni Pengajian Ahad Kliwon dengan tema ‘’Implementasi Kepribadian Muhammadiyah Pada Era dan Pasca Pandemi’’ yang diselenggarakan secara online melalui channel Youtube KRAMAT Bantul pada Minggu (31/10/2021).
Drs. H. Yusuf Abdul Hasan, M.Ag selaku narasumber menyampaikan tentang rekognisi dan penguatan ideologi Filantropi Muhammadiyah bagi kemanusian secara universal berdasarkan yang terkandung dalam kepribadian Muhammadiyah. ‘’Di era pandemi seperti ini ada satu ideologi dalam Muhammadiyah yang ternyata sangat dibutuhkan dalam kemanusian universal, saya menyebutnya ideologi filantropi,’’ jelas Yusuf.
Ia menyampaikan bahwa kepribadian Muhammadiyah mengandung tiga hal pokok yakni teks atau penjelasan tentang jati diri Muhammadiyah, berisi pedoman amal usaha Muhammadiyah, dan berisi sifat-sifat Muhammadiyah.
Filantropi merupakan kepedulian tanpa pamrih untuk kesejahteraan dan kemajuan manusia yang dimanifestasikan dalam bentuk sumbangan uang, properti, atau pekerjaan yang diberikan kepada orang yang membutuhkan. Ia menuturkan bahwa jika pengertian itu kita pahami maka sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah sebuah gerakan filantropi, sesuai dengan sifat Muhammadiyah yang tertuang dalam konsep Kepribadian Muhammadiyah.
Kemudian, ia menyampaikan makna ‘derma’ dalam konteks bahasa Indonesia yang kemudian kita kenal dengan dermawan, “Derma atau filantropi kalau kita runut dalam al-quran, derma pada dasarnya menyangkut pada segala kebaikan atas dasar kemurahan hati,’’ ujar Yusuf.
Selanjutnya tentang filosofi harta dalam konteks kepemilikan. Berdasarkan surah An-Nur ayat 33, ia menyampaikan bahwa ayat tersebut menegaskan jika Allah adalah pemilik hakiki seluruh kekayaan. Kemudian Dia memberikan kepada manusia dengan batas-batas sebagaimana yang telah diatur oleh syar’i.
Terdapat tiga pilar ‘Ideologi’ derma Muhammadiyah yaitu teologi daripada surah Al-Ma’un, modernisme, dan puritanisme. “Kesadaran modernisme mendorong Muhammadiyah menciptakan mekanisme dan saluran-saluran modern yang tertib, rapi, amanah, dan memberi dampak berkelanjutan dalam merefleksikan kesadaran filantropi,’’ujarnya. (guf)