Menggali Hikmah dari Proses Penciptaan Manusia

Menggali Hikmah dari Proses Penciptaan Manusia

BALAPULANG, Suara Muhammadiyah – Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan (PPAD) melaksanakan kembali kajian rutin Hadits yang diampu oleh Al-Ustadz Irhas Muflih. Ustadz Irhas adalah alumni PPAD tahun 2018 dan sekarang masih aktif menjadi mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah, Sleman Yogyakarta.

Kajian ini diikuti oleh seluruh santri PPAD kelas 1-6, pada kali ini Ustadz Irhas membahas mengenai proses penciptaan manusia yang diambil dari refleksi Hadits Arba’in, Kitab al-Anwar al-Muhammadiyah yang dimana Ustadz Irhas dapatkan dari kajiannya bersama para Asatidz di PUTM.

Ustadz Irhas memberikan penjelasan yang sudah diringkas sebagai berikut. Manusia diciptakan secara bertahap oleh Allah ta’ala. Tahapan dalam penciptaanya dimulai dari Nutfah (air mani), ‘alaqah (yang bergantung di rahim perempuan), kemudian mutghoh (potongan daging). Setelah tahapan tersebut barulah Allah meniupkan ruh melalui perantara malaikat Jibril dengan menuliskan empat hal: rizqi, ajal, amal dan tempat kembalinya bahagia ataukah celaka. Dibalik tahapan tersebut manusia dapat mengabil pelajaran berupa ketaatan dan tahapan (step by step) dalam menjalankan persoalan, serta menjaga diri dari sikap terburu-buru.

Adapun segala amal perbuatan yang dilakukan manusia tergantung pada akhir amal yang kita perbuat. Namun sebaik-baiknya amal adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. oleh karenanya kita harus menghindari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan akhir hayat kita dalam keadaan Su’ul Khotimah. Penyebab dari Su’ul Khotimah tak lain adalah batin yang rusak yang menyebabkan hati rusak yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.

Menelaah kembali penjelasan di atas, dapat diambil ibroh bahwa tahapan-tahapan dalam penciptaan manusia menyibak makna hendaklah manusia selalu bertahap dan berproses dalam ketaatan dan menjaga diri dari keburukan. Menjaga fitrah yang diberikan Allah dengan amal sholih dengan konsisten agar diakhir kehidupan Allah menutup usia kita dalam kebaikan atau khusnul khatimah. Wallahu ‘Alam Bi Showab. (Alvin Qodri Lazuardy)

Exit mobile version