YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebuah laporan yang bertemakan ‘’The Muslim 500; The World’s 500 Most Influental Muslims’’ oleh The Royal Islamic Strategic Studies Center (MABDA) yang menerbitkan 500 tokoh muslim paling berpengaruh di dunia tahun 2022 di Yordania.
MABDA sendiri merupakan lembaga penelitian mandiri yang berada di bawah naungan Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought, berpusat di Amman, Kerajaan Yordania. Laporan publikasi ini bertujuan untuk memastikan pengaruhnya dari beberapa Muslim yang berada di sebuah organisasi atau komunitas yang memiliki kekuasaan (baik itu budaya, ideologi, keuangan, politik) untuk membuat perubahan yang akan memiliki dampak yang signifikan pada dunia Muslim. Pengaruh bisa dari seorang cendekiawan agama yang langsung menyapa mempengaruhi keyakinan, ide dan perilaku mereka, atau bisa juga seorang penguasa yang membentuk faktor sosial ekonomi.
Dari 500 tokoh Muslim tersebut tiga diantaranya adalah dari kader Muhammadiyah yang masuk dalam daftar yang disusun lembaga riset berbasis independen ini dan di kategori yang berbeda, yaitu Ahmad Syafii Maarif terdaftar dalam rumpun Scholary, Din Syamsuddin masuk dalam kategori Honourable Mention, dan Haedar Nashir terpilih dalam kategori Administration of Religious Affairs. Berikut biografi singkatnya ;
Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Syafii Maarif atau biasa akrab disapa Buya Syafii ini merupakn seorang ulama sekalgus cendekiawan Indonesia. Pria kelahiran Minangkabau 31 Mei 1935 ini pernah menjabat Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah (1998-2005), dan Presiden World Conference on Religion for Peace dan pendiri Maarif Institute.
Ia aktif terlibat dalam gerakan lintas agama dan perdamaian baik di dalam maupun di luar negeri, terutama melalui Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan Maarif miliknya. Pada tahun 2008 ia dianugerahi Magsaysay Award yang bergengsi karena membimbing umat Islam untuk merangkul toleransi dan pluralisme. Dia juga diakui atas perannya dalam mempromosikan dialog antaragama dan kerukunan umat beragama di Habibie Awards. Maarif juga seorang Guru Besar di Universitas Nasional Yogyakarta dan seorang penulis dan kolumnis yang produktif.
Prof. Dr Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, MA
Tokoh Muhammadiyah yang biasa disapa Din Syamsudin yang lahir pada 31 Agustus 1958 di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah selam dua periode 2005-2015. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia dan saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan.
Kiprahnya di Persyarikatan Muhammadiyah dimulai sejak ia tampil menjadi Ketua Umum Sementara Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, dan Wakil Ketua Muhammadiyah. Alur kepemimpinannya terbilang cukup unik, karena berangkat dari bekal pendidikan dasar dan menengah di Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama dan Madrasah Tsanawiyah Nadhatul Ukana Sumbawa Besar. Din Syamsudin dikenal sebagai sosok pemimpin umat Islam bukan karena jabatannya sebagai Ketua Umum Muhammadiyah, melainkan karena kemampuan berdialog yang ia miliki dengan seluruh umat beragama, baik dengan sesama umat Islam maupun umat beragama lainnya.
Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si.
Tohoh Muhammadiyah yang akrab disapa Haedar saat ini sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pria kelahiran Bandung, 28 Februari 1958 bergabung dengan Muhammadiyah sejak tahun 1983 yang mana saat itu ia dipercaya sebagai Ketua I Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Kemudian pada tahun 1985-1990 Haedar menduduki posisi Deputi Kader PP Pemuda Muhammadiyah hingga menjadi Ketua Badan Pendidikan Kader (BPK) dan Pembinaan Angkatan Muda Muhammadiyah.
Di internal Muhammadiyah, dan terutama di kalangan aktivis IMM namanya sudah sangat dikenal dan Ia pernah menjadi sekretaris ketika Ahmad Syafii Maarif menjabat ketua umum. Alumnus S3 dari Universitas Gadjah Mada dengan status cum laude ini pun aktif menulis berbagai karya tulis ilmiah baik berupa buku maupun artikel yang dimuat di berbagai media massa terutama Suara Muhammadiyah. Bahkan, ia pun menjabat sebagai Pemimpin Redaksi majalah Suara Muhammadiyah. (gufron)