Pada Jum’at, 20 Agustus 2021, Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir memasang batu bata sebagai tanda dilanjutkannya pembangunan Gedung Dakwah Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif (GDM-ASM) Kabupaten Sijunjung. Sejak hari itu, pengerjaan pengecoran lantai dua serta dinding lantai satu dilanjutkan, setelah sempat tertunda.
Pemilihan nama gedung itu merujuk pada tokoh Ahmad Syafii Maarif yang lahir di Sijunjung pada 31 Mei 1935. Meskipun sudah menetap di Yogyakarta, Buya Syafii tidak pernah melupakan tanah lansek manih itu. Ketua PP Muhammadiyah periode 1998-2005 ini dikenal sebagai warga negara senior dan guru bangsa yang diharapkan menjadi panutan.
Cerita bermula ketika Buya Syafii mengunjungi tanah kelahirannya Sumpur Kudus pada 21 Juli 2018. Saat itu, Buya Syafii dan rombongan menghadiri beberapa agenda. Di sela itu, Buya Syafii bertemu dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sijunjung yang dipimpin oleh Sumardi. PDM menyampaikan program pembangunan gedung yang membutuhkan dana senilai satu milyar rupiah.
Pada saat itu, Buya Syafii secara spontan menyerahkan dana 50 juta rupiah kepada panitia. Pembangunan dimulai sembari dilakukan penggalangan dana. Dalam perjalanannya, proses pembangunan gedung dua lantai di Jalan Pasar Inpres-Muaro Sijunjung itu sempat berhenti dan tersendat selama hampir dua tahun. Dan itu bertepatan dengan situasi pandemi Covid-19. Tetapi seperti janji Allah: bersama kesulitan, ada kemudahan.
Pada pertengahan 2021, pembangunan GDM-ASM dapat dilanjutkan kembali dengan terlebih dahulu ditetapkan kepanitiaan baru. Kepanitiaan baru melibatkan angkatan muda Muhammadiyah yang diketuai oleh Janaka Adisran, Sekretaris Em Zamzami, dan Bendahara Adpi Gunawan. Keterlibatan spirit muda ini diharapkan supaya pembangunan berjalan lebih gesit dan lincah. Terbukti, realisasi pembangunan tahap kedua dan ketiga berjalan cepat.
Sembari berjalannya pengerjaan di lapangan, Buya Syafii mengupayakan sumber dana. Dan pemasukan datang dari arah tidak disangka. Pada 29 September 2021 siang, seorang pengusaha keturunan Jepang (61 tahun) bertamu ke rumah Buya Syafii. Sosok yang bersahabat dengan Buya sejak 2010 ini merupakan seorang muslim, meskipun ayahnya berasal dari Pulau Shikoku, Provinsi Kochi. Ayahnya bertugas di Sumatra Utara pada 1942, tetapi kemudian bergabung dengan Angkatan Laut Indonesia.
Perusahaan alat berat milik pengusaha ini berpusat di Cilegon Tangerang serta cabangnya di Indramayu, Bojonegoro, dan Papua. Buya Syafii tertarik dengan cerita pengusaha yang memulai bisnis dari sebuah bengkel kecil yang ditanganinya sendiri. Berkat ketekunan dan semangat pantang menyerah, perusahaannya terus berkembang dan kini sudah memiliki tiga ribuan karyawan. Istri sang pengusaha ini punya campuran darah Minang dan Cilacap.
Setelah berbicara panjang lebar tentang banyak hal, sang pengusaha menanyakan tentang gedung GDM-ASN yang sedang dikerjakan Buya Syafii. Sang pengusaha tertarik dan menawarkan diri untuk ikut terlibat menyumbang dana. “Kita selesaikan,” katanya ke Buya Syafii. Guna menyelesaikan gedung dua lantai itu, pengusaha ini membantu 500 juta rupiah.
Pada 10 November 2021, dana tahap awal senilai 250 juta sudah dicairkan. Buya meminta panitia untuk untuk bekerja maksimal dan semua tahapannya dilakukan dengan pengawasan yang akuntabel dan profesional. Kepada pengusaha, Buya menyampaikan rasa terima kasih warga Muhammadiyah Sijunjung, serta berharap gedung ini sudah dapat difungsikan pada Juni 2022. (Muhammad Ridha Basri)