Pohon Pisang

Pohon Pisang

Oleh : Bagus Kastolani

Indonesia adalah syurga dunia dengan segala kekayaan alamnya. Semua jenis tumbuhan dapat berkembang biak di tanah air kita ini. Salah satunya, pohon pisang. Pohon ini merupakan anugrah Allah SwT dengan segala manfaat bagi manusia, mulai dari daun, buah dan batangnya. Daun pisang dapat digunakan untuk membungkus makanan karena kesegaran alaminya dan zat-zat yang di dalamnya dapat mengawetkan makanan yang dibungkus dengannya. Batang pisang dapat digunakan untuk menancapkan wayang, mainan anak-anak, menancapkan pernak-pernik hasil bumi gunungan hingga untuk alas mensucikan jenazah. Buah pisang yang mengenyangkan mempunyai manfaat untuk kesehatan dan obat berbagai penyakit.

Namun tahu kah kita…. bahwa pohon pisang termasuk tanaman yang mempunyai siklus hidup yang pendek. Pohon pisang akan segera mati ketika sudah menghasilkan tandan pisang. Dia hidup untuk memberikan kehidupan kepada manusia dan makhluk lainnya. Sekali berbuah, ia akan mati. Allah SwT Maha Adil, meski pohon pisang mempunyai siklus yang pendek namun pohon jenis ini mudah untuk dikembangbiakkan. Hanya dengan anakan hasil bonggol batang pisang maka ia dapat mempunyai anakan yang produktif seperti induknya.

Tentunya, Allah SwT memberikan iktibar (pelajaran) bagi manusia melalui contoh-contoh di alam, seperti pohon pisang ini. Allah SwT tidak pernah segan memberikan contoh dalam Al-Qur’an dengan binatang, tumbuhan atau pun ciptaan Allah SwT yang lain. Manusia yang dianugerahi dengan akal tentunya dapat berfikir tentang contoh-contoh di alam raya sebagai ayat qauniyah. Rupanya, manusia perlu mencontoh pohon pisang ini. Hidup manusia tidaklah lama, singkat, hanya mampir beribadah untuk mencari bekal untuk kehidupan akhirat. Jangan sampai kita mati sebelum memberikan manfaat kepada orang lain atau makhluk lain. Jika semua bagian pohon pisang bermanfaat untuk kehidupan manusia, maka kita pun harus bermanfaat untuk orang lain. Baik bermanfaat dengan pemikiran, tenaga, harta, ilmu, ucapan atau jari-jari kita, maupun dengan semua yang dianugerahkan Allah SwT kepada kita. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain?

Huwallahu a’lam bi showab.

Sumber : Majalah Edisi 15 tahun 2021

 Staf pengajar Fakultas Psikologi UNAIR Surabaya, Kader Muhammadiyah.

Exit mobile version