Menegakkan Tradisi Ikatan

Judul               : IMM Autentik, Sketsa Pemikiran dan Gerakan di Era Disrupsi

Penulis             : Ahmad Soleh

Penerbit           : Suara Muhammadiyah

Cetakan           : 1, Agustus 2021

Tebal, ukuran  : xxvi + 320 hlm, 14 x 21 cm

ISBN               : 978-602-6268-86-0

 

IMM Autentik. Pilihan judul buku ini menunjukkan bahwa penulisnya mungkin diilhami kesadaran sebagaimana yang biasa dialami oleh dua kalangan yang saling berseberangan: pembaharu dan perindu masa lalu. Kata “autentik” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai: (1) dapat dipercaya; (2) asli; tulen; (3) sah. Tak dapat dipungkiri, kata autentik merujuk pada keinginan mencari keaslian dan kemurnian pada ideologi, perilaku, budaya.

Perubahan zaman kerap membuat suatu kelompok sosial mengalami kegamangan. Di tengah situasi tidak menentu, ada pilihan untuk menyesuaikan diri dengan era baru secara selektif, atau meniru secara total, atau kembali ke masa lalu dan hidup dalam bayang romantisisme. Di masa seperti itu, suatu organisasi memiliki momentum yang dapat dioptimalkan untuk melejitkan diri, atau sebaliknya, berbalik arah kembali pada tradisi lama sembari sibuk mencari jati dirinya yang tulen dan asli.

Kehilangan identitas diri atau identitas organisasi yang autentik kerap melahirkan perilaku diri atau perilaku organisasi yang ambigu, tidak percaya diri, dan tidak punya pendirian. Hari ini berkata A, besok menjadi Z. Terjangkit megalomania dan haus pujian validasi. Mencari kenyamanan di balik topeng inferioritas dengan cara meniru atau menyalahkan pihak lain. Gampang mengalami arus balik dalam kerangka perubahan yang ambigu dan ragu-ragu. Ini hanya satu kemungkinan, yang tentu tidak diinginkan.

Penulis buku ini hendak mendorong kemungkinan supaya era disrupsi ini menjadi momentum bagi organisasinya untuk berbenah diri. Dalam pandangan penulisnya, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dinilai perlu memperkuat kembali ideologi dan jati dirinya di tengah situasi zaman disruptif dan serba pragmatis. Ikatan yang menjadi wadah para ‘cendekiawan berpribadi’ ini diharap senantiasa berpijak pada karakter intelektualitas, religiusitas, dan humanitas autentik.

Era globalisasi dan era disrupsi, telah melahirkan banyak perubahan yang belum pernah diprediksi sebelumnya. Di era ketika batas nilai dan batas teritorial menjadi kabur, dunia seolah menyempit, orang-orang saling terhubung tetapi sekaligus saling terkotak-kotak, ideologi menjadi sangat cair tetapi sekaligus mengeras. Terjadi pertukaran dan penyerapan nilai-nilai dari berbagai peradaban. Ada yang dengan mudah terkesima pada ideologi lain. Paparan eksternal kadang membuat ideologi organisasi yang asli menjadi luruh.

Buku ini tampaknya sangat menyadari situasi yang cukup kompleks ini, sehingga menyerukan perlunya suatu keautentikan. Ke mana IMM autentik itu harus dicari? Buku ini menawarkan salah satu rujukan, meskipun bukan satu-satunya.  Buku ini mengingatkan IMM untuk kembali pada trilogi Ikatan: kemahasiswaan, keagamaan, dan kemasyarakatan.

Deklarasi Solo, 5 Mei 1965, menyatakan antara lain bahwa IMM merupakan gerakan mahasiswa Islam yang menjadikan kepribadian Muhammadiyah sebagai landasan perjuangannya. Sebagai eksponem mahasiswa Muhammadiyah, IMM berperan menjadi stabilisator dan dinamisator, yang bermoto: ilmu amaliyah dan amal ilmiyah. IMM juga berkomitmen pada konstitusi dan falsafah negara yang berlaku. Kiprah IMM dibaktikan untuk kepentingan kemanusiaan, agama, dan bangsa.

(Muhammad Ridha Basri)

Exit mobile version