YOKGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Berbicara terkait seni dan kebudayaan dalam Muhammadiyah, kalau kita kembali kepada sejarah, sudah tentu Muhammadiyah tidak lepas dari sebuah kebudayaan. Berdirinya Muhammadiyah di Kauman Yogyakarta, menjadi bukti tentang nilai-nilai budaya. Muhammadiyah tumbuh dan berkembang di lingkungan kraton, dimana seni dan budaya serta kebudayaan salaing berkaitan.
Pada dasarnya Islam tidak memberikan penjelasan secara terperinci. Tentang seni dan kebudayaan. Seni dan kebudayaan merupakan fitrah dari setiap manusia. Pandangan Muhammadiyah mengenai seni dan kebudayaan merupakan urusan dunia dan pada dasarnya hukumnya boleh. Hadirnya suatu kebudayaan tak lepas dari beberapa hal yang mempengaruhi, seperti lahirnya ide kreatif manusia dan kebiasaan manusia yang kemudian menghasilkan suatu kebudayaan baru.
Untuk merespons perkembangan seni dan budaya di Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bidang Seni, Budaya, dan Olahraga (SBO) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan agenda bertajuk ‘’Seni Kebudayaan Muhammadiyah Dahulu dan Sekarang’’ pada Jum’at (26-11-2021) di Sarang Building (art space & coffee shop).
Kegiatan menarik ini merupakan hasil kolaborasi antara SBO Komisariat Fakultas Teknologi Industri (FTI), Fakultas Hukum, dan Fakultas Agama Islam (FAI) dengan menghadirkan tiga narasumber yaitu Jumaldi Alfi seorang seniman kontemporer Indonesia, Mahfud Ikhwan Penulis Novel Kambing dan Hujan, dan Budhi Hermanto berasal dari Program Yayasan Umar Kayam.
Angga Maulana Sandra selaku Ketua bidang SBO IMM FTI menuturkan bahwa inisiatif mengadakan diskusi ini sebagai wadah teman-teman khususnya kader IMM di UAD untuk berdiskusi serta berdialog untuk membicarakan seni dan kebudayaan di Muhammadiyah pada zaman dulu dan sekarang, sekaligus sebagai bentuk untuk menyemarakkan Milad Muhammadiyah ke-109.
Angga, sapaan akrabnya, dari kegiatan tersebut berharap agar para peserta yang telah hadir memiliki pandangan serta pemahaman yang lebih luas terkait seni dan kebudayaan di dalam perjalanan Muhammadiyah dulu dan sekarang, kemudian memiliki gagasan baru, ide kreatif untuk mengembangkan seni dan budaya khususnya di lingkungan Muhammadiyah. (guf)