Jangan Mengukur Keimanan Hanya Dari Penampilan Luar

Oleh: Nurhadi*  

Tidak satupun manusia yang mampu mengukur bobot keimanan seseorang, sekalipun dia seorang Doktor, Profesor, bahkan Ulama besar sekalipun. Jika di bumi ini terdapat orang yang dapat mengukur bobot keimanan seseorang maka orang-orang akan berlomba-lomba berbuat baik karena takut kalau seandainya dirinya di golongkan sebagai orang yang tidak beriman, namun hal itulah yang menjadi sebuah rahasia bagi hamba Allah SWT. Karena Allah telah menugaskan malaikatnya untuk menghitung setiap amal kebaikan dan keburukan seorang hamba yang sedikitpun tidak akan ada yang tertinggal meskipun amalan tersebut tidak bisa dilihat oleh mata.

Zaman sekarang ini sangat banyak orang yang beranggapan bahwa dengan bermunculannya golongan perempuan bercadar dan berpakaian tertutup, mereka beranggapan bahwa orang-orang yang seperti itu adalah orang yang faham agama, pintar hukum, terlalu fanatik dan banyak lagi klaim-klaim yang hampir tidak bisa terhitung dan terkadang pasti dapat menyakiti orang-orang yang berusaha berpenampilan syar’i secara maksimal tersebut.

Meskipun klaim itu hanya dilakukan oleh orang awam, terkadang orang yang sudah mengeyam banyak pendidikanpun ada juga yang mengkritiki orang-orang yang bercadar dan berpakaian tertutup tersebut, meskipun penampilan tidak bisa dibuat pengukur keimanan seseorang namun setidaknya kita bisa menilai bahwa orang-orang yang berpenampilan tertutup itu lebih syar’i dari pada orang-orang yang hanya memakai kaos dan celana pendek. Penampilan tertutup dan bercadar itu sebenarnya menjadi salah satu tanda bukti bahwa dirinya beriman karena dia telah berusaha untuk mengikuti syariat Allah yang mana Allah telah berpesan kepada hamba-hambanya untuk jangan sampai meniru perilaku orang zaman jahiliyah, Allah SWT berfirman yang artinya: janganlah kamu berhias dan bertinkahlaku seperti orangorang jahiliah dahulu (QS Al-Baqoroh ayat 2).

Tapi terkadang juga ada orang yang berpenampilan tertutup bukan karena mengikuti perintah Allah, tapi karena mengikuti model yang memang lagi ngetren saja. Tidak ada niatan untuk mengikuti perintah Allah, tidak takut disiksa karena menerjang larangan Allah.

Kadar keimanan seseorang tidak bisa hanya diukur dari penampilannya saja, jangan mudah mengambil kesimpulan bahwa orang-orang yang berpenampilan tertutup dan bercadar adalah orang yang agama dan keimananya sudah kuat dan faham betul terhadap agama, dan menyimpulkan bahwa orang yang hanya memakai kaos dan celana pendek itu adalah orang yang tidak tau agama, sebab terkandang mereka sudah tau hukumnya namun mereka tidak mampu untuk menerapkannya pada kehidupan sehari-hari mungkin karena belum terbiasa atau tidak ada temannya yang berpenampilan tertutup atau takut dijadikan bahan omongan tetangga karena dituduh sok suci dll.

Intinya dua hal di atas baik orang yang berpenampilan tertutup ataupun yang terbuka tidak bisa secara langsung dijadikan pengukur keimanan seseorang, namun bisa di fahami bahwa orang yang berpenampilan tertutup secara sekilas lebih mengikuti syariat dari pada orang yang berpenampilan terbuka. Adapun tanda-tanda orang yang imannya kuat adalah sebagai berikut:

Keimanan seseorang memang tidak bisa dengan mudah untuk diukur, namun keimanan dalam diri seseorang bisa diprediksi dengan cara-cara berikut:

Kita memang  sulit bahkan tidak bisa untuk mengukur keimanan seseorang, namun Rasulullah SAW telah menyebutkan siapakah orang yang paling kuat imannya. Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa suatu saat Rasulullah memberi pelajaran tentang keimanan kepada para sahabat. Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas bahwa suatu saat ketika Rasulullah SAW selesai shalat subuh beliau duduk sambil menghadap kepada para sahabatnya lalu beliau memberi pertanyaan kepada para sahabat-sahabatnya seraya berkata: “siapakah mahluk Allah yang paling kuat imannya?”

Sahabat menjawab: malaikat wahai Rasul

Rasulullah bersabda: bagaimana malaikat tidak beriman, mereka adalah pelaksana perintah Allah

Sahabat menjawab: kalau begitu para Nabi wahai Rasul

Rasulullah bersabda: bagaimana mungkin mereka tidak beriman, sedangkan mereka adalah penerima wahyunya Allah dari para malaikat

Sahabat menjawab: kalau begitu para sahabat wahai Rasul

Rasulullah bersabda: bagaimana mungkin sahabatku tidak beriman, sedangkan mereka menyaksikan langsung pada mukjizatku, mereka bertemu langsung dengan aku, mereka melihat aku, mendengarkan kata-kataku, dan melihat dengan mata kepala mereka sendiri terhadap tanda-tanda kerasulanku. Kemudian Rasulullah SAW berdiam sebentar lalu berkata:  orang yang paling kuat  imannya adalah orang-orang yang datang setelah  kalian semua, mereka beriman kepadaku meskipun tidak pernah melihat aku, mereka membenarkan aku meskipun tidak pernah melihat aku, mereka menjumpai sebuah tulisan (al-Qur’an) dan beriman kepadaku. Mereka mangamalkan segala sesuatu yang ada dalam tulisan itu. Mereka membela aku sebagaimana kalian membela aku, aku sangat ingin berjumpa dengan saudara saudar itu.

Setelah itu Rasulullah membaca sebuah ayat yang artinya: Mereka orangorang yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan menginfakan sebagian dari apa yang Kami berikan kepada mereka.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: Berbahagialah orang-orang yang pernah melihat aku dan percaya kepadaku, perkataan itu disampaikan berulang kali oleh Rasulullah SAW. Semoga kita termasuk orang yang beriman dan menjalankan syari’at Rasulullah SAW serta diakui sebagai ummat oleh beliau, aamiin.

 

Exit mobile version