YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Berada pada ujung acara Kongres Sejarawan Muhammadiyah 2021 (28/11), pihak komite dan panitia kongres menyampaikan butir-butir rekomendasinya. Pembacaan rekomendasi tersebut disampaikan oleh Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi, M.A. selaku Ketua Panitia KSM 2021.
Penyusunan poin-poin rekomendasi Kongres dirangkum berdasarkan seluruh paparan para pembicara dan penyampaian pidato kunci selama acara berlangsung. Adapun 10 poin rekomendasi yang dihasilkan ialah:
- Pentingnya mengembangkan tema dan pendekatan baru dalam penulisan sejarah Muhammadiyah yang keluar dari sekadar kronik organisasi.
- Amal Usaha Muhammadiyah, khususnya perguruan tinggi, diharapkan menjadi ujung tombak penjagaan sumber-sumber kajian berupa referensi dan arsip Muhammadiyah dengan membuka Muhammadiyah Corner di setiap perguruan tinggi Muhammadiyah.
- Mengajak para pimpinan persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah yang memiliki koleksi pustaka dan arsip Muhammadiyah agar membuka data koleksi kepada perguruan tinggi Muhammadiyah terdekat untuk didata dan berikutnya bisa diakses dengan seizin pemilik.
- Mendorong gerakan wakaf pustaka dan arsip Muhammadiyah kepada Museum Muhammadiyah atau Muhammadiyah Corner terdekat.
- Mengupayakan penulisan biografi tokoh Muhammadiyah lokal yang berpeluang diusulkan menjadi pahlawan nasional.
- Mendorong Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah mengusulkan mandat pendirian program studi ilmu sejarah/sejarah Islam dalam Muktamar Muhammadiyah ke-48 Tahun 2022 kepada perguruan tinggi Muhammadiyah yang telah memiliki sumber daya yang cukup.
- Mendorong penyusunan Sejarah Nasional Muhammadiyah yang direncanakan disusun Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang diharapkan menjadi rujukan otoritatif tentang sejarah Muhammadiyah sebagaimana diamanatkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan melibatkan Forum Sejarawan Muhammadiyah.
- Mendorong Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah menguatkan Forum Sejarawan Muhammadiyah dengan memberikan fasilitas dan komitmen pengembangan sejarah Muhammadiyah di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah.
- Mengajak wilayah, daerah, cabang, dan ranting menggerakkan penulisan sejarah lokal yang dapat dimanfaatkan untuk suplemen kurikulum mata pelajaran ISMUBA dan sejarah.
- Mendorong lahirnya amal usaha di bidang pariwisata yang memanfaatkan sejarah lokal Muhammadiyah untuk edukasi dan merawat memori kolektif sejarah secara menarik.
Diharapakan pula Kongres ini menjadi momentum untuk meningkatkan kedasaran historis bagi segenap warga Persyarikatan. Lebih dari itu, upaya untuk menggembirakan kegiatan bermuhammadiyah melalui penulisan sejarahnya bisa semakin ditingkatkan.
“Semoga rekomendasi ini bisa diimplementasikan oleh segenap keluarga Persyarikatan Muhammadiyah sebagai wujud kesadaran historis dan cerminan organisasi yang berkemajuan,” demikian penutup dari Ghifari. (ykk)