LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Pisang Cavendis merupakan salah satu bentuk inovasi budidaya pertanian yang saat ini sedang digalakkan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah. Pisang ini dinilai memiliki potensi ekonomi yang lebih baik. Oleh karena itu pada 28 November 2022, MPM PP Muhammadiyah melakukan tanam raya di Lamongan. Selain itu MPM juga melakukan pelatihan budidaya pisang Cavendis, pengolahan, hingga pemasarannya. Termasuk di dalamnya bagaimana agar produk dan olahan pisang tersebut mampu menjangkau pasar secara luas.
Bachtiar Dwi Kurniawan sebagai Pendamping Petani menekankan dalam pelatihan tersebut agar para petani memperhatikan aspek budidaya tanaman pisang secara sehat. Dengan tetap menerapkan prinsip halalan thayyiban dalam arti sehat dikonsumsi. Di antara indikator sehat untuk dikoknsumsi itu adalah peniadaan dalam penggunaan pestisida dan pupuk kimia.
Dalam hal budidaya, Bachtiar mendorong para petani yang tergabung dalam Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) untuk menerapkan teknologi tepat guna dan mengaplikasikan smart farming (pertanian pintar). Sehingga budidaya pertanian dapat terpantau secara lebih baik dengan bantuan teknologi mutakhir. Selain itu, dalam konteks pemasaran ia menekankan untuk mengutamakan kualitas serta mutu produk yang dihasilkan.
“Jangan sampai mutu dari budidaya pisang-pisang kita itu selain kurang sehat, tapi juga tidak berkualitas. Oleh karena itu, sehat dan berkualitas menjadi kunci utama untuk bersaing di pasaran,” ujarnya.
Bachtiar menambahkan, target pasar utama dari produk budiyasa pisang Cavendis ini adalah warga persyarikatan, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) serta persyarikatan Muhammadiyah itu sendiri. Menurutnya, support serta dukungan terhadap produk pertanian yang digarap MPM ini sangat dibutuhkan dengan cara membela serta membeli produk budidaya pisang Cavendis petani JATAM.
“Ketika petani Muhammadiyah memiliki produk pertanian, maka warga dan pimpinan Muhammadiyah mempunyai tanggungjawab moral untuk berpihak kepada petani Muhammadiyah dengan cara bela, beli produk tersebut,” pesannya.
Sehingga ke depan Muhammadiyah diharapkan bisa menjadi captive market tersendiri dalam produk dan olahan pertanian. Keberpihakan warga persyarikatan kepada produk petani Muhammadiyah serta senantiasa menjaga kepercayaan konsumen luar menjadi modal penting bagi para petani Muhammadiyah untuk tetap bisa bersaing di pasar secara luas. (diko)