YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Selasa (30/11), di setiap penghujung bulan, secara rutin Suara Muhammadiyah menyelenggarakan agenda koordinasi bagi segenap pimpinan beserta karyawan. Agenda ini bertujuan untuk menyampaikan perkembangan perusahaan sebagai Amal Usaha Muhammadiyah yang bergerak hampir di setiap sektor dan sekaligus sebagai motivasi bagi seluruh pimpinan dan karyawan dalam menyongsong masa depan.
Deni Asy’ari, Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media atau Suara Muhammadiyah dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya atas tren positif yang ditorehkan oleh Suara Muhammadiyah selama pandemi. Tetap survive dan bahkan mampu beradaptasi di tengah situasi sulit. Ia mengungkapkan bahwa lapaoran perusahan dalam tiga bulan terakhir menunjukkan tren yang terus merangkak naik sampai 100 persen.
“Capaian terhadap apa yang kita lakukan ini merupakan output dari keyakinan kita, tentang janji Allah dalam Al Baqarah 286, dimana “tidaklah Allah berikan beban kepada manusia, sesuai kadar kemampuan manusianya”. Artinya beban selalu berbanding lerus dengan kemampuan manusia. Dan beban juga berbanding lurus dengan tingkat kreativitas dan inovasi kita. Sehingga, kemampuan kita mengelola beban, mendorong kita menuju naik tingkat, dan begitu sebalik,” ujarnya.
Di tengah gempuran arus perubahan yang begitu masif, Suara Muhammadiyah terus mencoba melakukan inovasi, tidak hanya mampu bertahan namun juga beradaptasi dan berprestasi. Bahkan SM menjadi satu-satunya yang mendapat perhatian Award Magazine 2021, dalam anugrah Winner Business 2021 di Bandung Bulan lalu.
Deni menambahkan, memasuki tahun 2022, ada empat agenda besar SM dalam menyambut era pasca pandemi dan disrupsi. Yaitu digitalisasi, inovasi, kolaborasi dan kapitalisasi. Maka untuk mewujudkan empat agenda besar ini, perusahaan akan melakukan beberapa hal, Pertama, penataan Sumber daya manusia di seluruh unit usaha yang berada di bawah naungan Suara Muhammadiyah. Kedua Penataan Manajemen Usaha, Ketiga Penataan strategi dan Business Model.
Di luar itu, Deni juga meminta kepada HRD untuk meninjau kembali peralihan status karyawan. Membuat reward and punishment berbasis kinerja dan loyalitas. Merekontruksi kembali model bisnis di era pasca pandemi dan era disrupsi. Mengembangkan bisnis-bisnis baru. Mensinergikan strategi bisnis dan agenda kegiatan karyawan.
“Sebuah kapal tidak selalu tenggelam karena badai yang besar, bisa jadi kapal itu tenggelam karena adanya kebocoran. Sebelum kapal itu bocor maka harus kita benahi dari dalam,” tutup Deni. (diko)