Mengenang Dua Tahun Kepergian Inventor Kalender Hijriah Global Tunggal (2)

Bagian Kedua dari Tiga Tulisan

Mengenang Dua Tahun Kepergian Inventor Kalender Hijriah Global Tunggal (2)

Mengenang Dua Tahun Kepergian Inventor Kalender Hijriah Global Tunggal

Oleh: Prof Dr Syamsul Anwar

Tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa Jamaluddin adalah penemu pertama konsep kalender global Hijriah tunggal dengan prinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Gagasan ini dituangkan dalam bukunya at-Taqwim al-Qamari al-Islami al-Muwahhad (diterbitkan oleh Penerbit Marsam, Rabat, 2004; tersedia secara online dalam edisi Indonesia, diterbitkan oleh Penerbit Itqan, Yogyakarta, 2013). Para ahli sebelum Jamaluddin memang banyak yang sudah berbicara tentang kalender Islam internasional, tetapi mereka belum dapat merumuskan parameter kalender satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Mereka sesunggahnya membuat kalender regional (zonal), tetapi diklaim internasional (global).

Misalnya Mohammad Ilyas, profesor astronomi asal Malaysia, menulis banyak tentang dan membuat kalender Islam yang diklaimnya internasional, tetapi hanyalah regional, yaitu kalender Islam untuk zona Amerika, untuk zona Timur Tengah, dan untuk zona Asia-Pasifik. Kelemahan utama kalender zonal ini adalah bahwa pada bulan tertentu tidak dapat menyatukan jatuhnya Hari Arafah serentak pada hari yang sama di seluruh dunia. Perlu dicatat bahwa Ilyas mempunyai sumbangan penting dalam perkembangan kalender Hijriah global, ialah temuannya tentang hisab imkanu rukyat global. Sebelum beliau orang melakukan hisab hanya pada titik tetentu saja. Beliau melakukan hisab untuk menentukan titik imkanu rukyat paling timur di muka bumi pada setiap lintang dengan interval 10 atau 15 derajat. Titik-titik terujung imkanu rukyat pada garis-garis lintang tersebut dihubungkan satu sama lain dengan garis sehingga menghasilkan sebuah kurve imkanu rukyat terbaring menjorok ke timur, seperti pada ragaan di bawah ini.

 

 

Ilyas sekaligus mengusulkan garis lengkung kurve imkanu rukyat global yang menjorok ke timur ini sebagai apa yang ia namakan International Lunar Date Line (ILDL). Artinya semua kawasan dunia yang masuk dalam lengkungan garis itu memasuki bulan baru keesokan harinya, sementara yang berada di luarnya memasuki bulan baru lusa. Garis lengkung kurve ini akan muncul di tempat berbeda setiap bulan baru. Hanya Ilyas belum menyadari bahwa usulannya ini akan membawa lebih banyak kemusykilan, karena penggunaan garis tanggal bergerak (berubah munculnya dari satu bulan ke bukan berikutnya) akan menyebabkan terjadinya pengulangan hari/tanggal yang sama saat perganitiabn bulan pada kawasan antara garis tanggal bulan lalu dengan garis tanggal bulan berikutnya bilamana garis lengkung tersebut muncul sebelah barat garis lengkung bulan lalu. Atau kawasan tersebut kehilangan satu hari / satu tanggal apabila garis lengkung kurve rukyat itu muncul di sebelah timur garis bulan lalu [Untuk lebih mendalami masalah ini bisa dibaca buku Interkoneksi Studi Hadis dan Astronomi, h. 108 dst.]. Oleh karena itu usulan Ilyas ini tidak fisibel.

Tetapi gagasannya tentang hisab imkanu rukyat global sangat penting yang membantu percepatan perkembangan pemikiran kalender hijriah global di kemudian hari. Model hisab global Ilyas kriteria C dan kriteria dari ahli lain  dimasukkan ke dalam sebuah software oleh Monzur Ahmed dari Inggris yang dinamakannya Moon Calculator (MoonC) pada tahun 1993 dan disempurnakan terus hingga keluar versi 6 tahun 2001. Hadirnya software ini sangat meringankan kerja para ahli ilmu falak. Mereka terbebaskan dari pekerjaan perhitungan secara manual yang sangat melelahkan dan memakan waktu yang amat panjang. Tahun 2000 Muhammad Audah membuat software Accurate Times. Faktor kehadiran software-software inilah yang memungkinkan Jamaluddin dapat menggagas kalender Hijriah global tunggal dan mengujinya hingga 600 bulan ke depan sejak tahun 1421 s/d 1470 (50 tahun) dengan menggunakan MoonC. Kriteria Jamaluddin ini amat sederhana, yaitu (1) bulan kamariah baru dimulai keesokan hari apabila ijtimak terjadi sebelum pukul 12:00 GMT, dan (2) bulan kamariah baru dimulai lusa apabila ijtimak terjadi setelah pukul 12:00 GM. Kalender Jamaluddin ini diterima dan dijadikan putusan Temu Pakar II di Rabat tahun 2008, dan direkomendasikan agar ICESCO mengajukannya untuk ditetapkan dalam sidang OKI.

Namun parameter Jamaluddin, yang diadopsi oleh ICESCO ini, tidak memuaskan beberapa kalangan yang menganut faham imkanu rukyat di daratan. Sementara dengan parameter Jamaluddin bisa terjadi imkanu rukyat di lautan, dan tetap masuk bulan baru. Misalnya kasus Muharam 1500 H di mana ijtimaknya terjadi pada hari Kamis, 26 November 2076 M, pukul 11:28 GMT. Menurut kalender Jamaluddin bulan baru Muharam 1500 dimulai keesokan hari, yakni Jumat, 27 Nov 2076 M. Pada hal proyeksi imkanu rukyat ke atas peta bumi menunjukkan imkanu rukyat terjadi di Samudra Pasifik (kawasan A dan B). Tidak ada imkanu rukyat di daratan mana pun dari lima benua, seperti terlihat pada ragaan di bawah ini.

Untuk itu dilakukan kompromi dan diadakan kajian untuk memasukkan konsep imkanu rukyat di daratan dengan membuat para meter baru, yaitu bulan baru dimulai apabila terjadi imkanu rukyat 5+8 di kawasan mana pun di dunia sebelum pukul 24:00 GMT. Parameter imkanu rukyat 5+8 sebelum pukul 24:00 GMT ini menjamin terjadinya imkanu rukyat di suatu tempat di daratan 5 benua. Apabila imkanu rukyat 5+8 terjadi setelah lewat pukul 24:00 GMT bulan baru tetap dimulai dengan ketentuan telah terjadi imkanu rukyat di daratan benua Amerika dan belum masuk waktu fajar di Selandia Baru. (bersambung)

Prof Dr Syamsul Anwar, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah  

Exit mobile version