YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Bertempat di Grha Suara Muhammadiyah, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah bersama Suara Muhammadiyah meluncurkan jadwal waktu salat abadi untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya (20/12/2021). Peluncuran jadwal waktu salat abadi dihadiri Direktur Suara Muhammadiyah Deni Asyari, Direktorat Jenderal Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief, Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Oman Fathurrahman, dan anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Ruslan Fariadi.
Dr Oman Fathurrohman SW MAg menjelaskan bahwa salat lima kali sehari bagi umat Islam merupakan suatu kewajiban yang terkait dengan waktu. “Pengamalan ibadah salat baru dinyatakan sah jika ditunaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh pembuat hukum dan pemberi peraturan, yaitu Allah dan Rasul-Nya. Allah dan Rasul-nya telah menetapkan waktu salat dengan mengacu pada suatu fenomena matahari,” ujarnya.
Al-Qur’an antara lain menerangkan waktu dalam dalam QS 4: 103, QS 11: 114, QS 17: 78, QS 20: 130. Sebuah hadis menyebutkan, “Waktu Zuhur adalah ketika matahari tergelincir dan (berlangsung hingga) bayangan orang sama dengan badannya selama belum masuk waktu Asar. Waktu Asar berlangsung sampai matahari belum menguning. Waktu Magrib berlangsung sampai hilangnya syafak (mega). Waktu Isya berlangsung hingga pertengahan malam. Waktu Subuh adalah dari terbit fajar sampai sebelum matahari terbit…“ (HR Muslim).
Jika Hadis tersebut dipahami secara literal, kata Oman, maka akan kesulitan menentukan waktu salat sehari-hari. Jika misalnya waktu subuh ketika terbit fajar, kita akan sulit melihat fajar setiap hari. “Melihat fenomena matahari setiap hari bisa tidak tepat waktu. Ketika cuaca berubah, maka waktunya bisa tidak akurat,” ujarnya. Posisi pergerakan matahari dari timur ke barat juga berbeda setiap hari dan setiap tempat.
Menurut Oman, Ilmu Hisab/Falak berusaha mengubah fenomena matahari menjadi jam, menit, dan detik. “Ini wilayah kerja ilmu hisab yang kita kenal. Muhammadiyah dikenal sebagai pendukung ilmu hisab,” katanya. Salah satu produk Ilmu Hisab dan Ilmu Falak adalah jadwal waktu salat. “Jadwal waktu salat dibuat sedemikian rupa agar kita mudah dalam menunaikan syariat salat, dan agar salat itu dilaksanakan tepat pada waktunya.”
Oman menjelaskan prinsip bahwa jadwal waktu salat itu dibuat sesuai kebutuhan tempat tertentu, tidak berlaku untuk seluruh dunia. Jadwal waktu salat setiap harinya berbeda, berubah-ubah. Hari ini bisa berbeda dengan besok dan kemarin. Oleh karena itu, diperlukan jadwal waktu salat yang dibuat dengan mengikuti siklus yang terjadi selama empat tahun sekali. Atas alasan itulah, jadwal salat abadi punya makna penting. (ribas)