YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah bersama Suara Muhammadiyah meluncurkan Tafsir At-Tanwir Jilid Satu Edisi Revisi, yang bertempat di Grha Suara Muhammadiyah (20/12/2021). Agenda ini dihadiri Direktur Suara Muhammadiyah Deni Asyari, Direktorat Jenderal Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief, Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Oman Fathurrahman, dan anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Ruslan Fariadi. Majelis Tarjih bersama Suara Muhammadiyah menargetkan untuk menghadirkan lima jilid Tafsir At-Tanwir saat muktamar 2022.
Ruslan Fariadi menjelaskan bahwa tafsir ini merupakan suatu sumbangan Muhammadiyah bagi peradaban. “Bagi Muhammadiyah, tafsir At-Tanwir bukan sekadar proyek keilmuan, tetapi ini adalah proyek peradaban,” katanya. Tafsir ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan tafsir-tafsir yang sudah ada.
Sebagai suatu proyek peradaban, tafsir ini mengandung banyak dimensi, mulai dari dimensi sosial, ekonomi, budaya, dan seterusnya. “Sebagai proyek peradaban, tentu membutuhkan keseriusan,” ujar Ruslan. Oleh sebab itu, proses penyusunan tafsir ini memakan waktu yang tidak sebentar. Sebagai karya yang dihasilkan oleh orang banyak, maka penyusunannya dimulai dengan penyamaan persepsi dalam banyak hal.
Menurut Ruslan, ciri yang paling terdepan dari Tafsir At-Tanwir ini adalah upaya konkrit Muhammadiyah untuk membumikan nilai-nilai Al-Qur’an, sehingga Al-Qur’an menjadi solusi bagi berbagai problem masa kini. Nilai-nilai Al-Qur’an diharapkan menjiwai dan menjadi etos bagi kehidupan umat Islam.
“Majelis Tarjih menghasilkan Tafsir At-Tanwir ini dengan melibatkan banyak tokoh dan banyak perspektif sesuai dengan ayat yang dikaji,” kata Ruslan. Ketika ada ayat-ayat yang berdimensi psikologi, maka dihadirkan pakar di bidang psikologi. “Para pembaca bukan saja memahami ayat secara tekstual, tetapi secara multiperspektif, multidisiplin keilmuan.”
Tafsir At-Tanwir menanamkan etos ibadah (semua aktivitas pengabdian harus melahirkan kesalihan individu dan kesalihan sosial); etos ekonomi (mendorong semangat kerja, disiplin, kerjasama, tanggung jawab); etos sosial (mengupayakan solidaritas, toleransi, persaudaraan, keadilan, transparansi, visioner); dan etos keilmuan (mendorong upaya pemajuan peradaban yang dimulai dengan kemajuan ilmu dan teknologi). (ribas)