SEMARANG, Suara Muhammadiyah – Dua santriwati PPAD setelah melalui seleksi paper, terpilih untuk mempresentasikan dua papernya dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Olimpiade Ahmad Dahlan Jawa Tengah 2021 (OlympicAD Jateng). Dalam perlombaan ini terdapat 34 paper yang dikumpulkan kemudian setelah melalui seleksi terkumpul 15 paper terbaik yang mendapatkan tiket final di Kampus UNIMUS dan dua diantara 15 paper terpilih itu adalah makalah santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan (PPAD).
Dua santri PPAD mengangkat judul; pertama “Konsep Ihsan Kepada Lingkungan (Analisis Ayat-Ayat Kauniyah) yang dibawakan oleh Arsy Sekar Kemuning santri PPAD Kelas 11 Aliyah. Adapun isi dalam presentasinya adalah sebagai berikut; Tujuan utama manusia diciptakan adalah tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah. Namun dalam pelaksanaan kehidupan di bumi ini, manusia mempunyai amanat dari Allah yaitu untuk menjaga bumi menjadi khalifah fi al-ardh yang menjaga seluruh yang ada di bumi termasuk di dalamnya lingkungan hidup. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep ihsan sebagai dasar mencintai lingkungan sekitar. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pengumpulan datanya dari kepustakaan (library research), teknik penulisannya dengan metode deskriptif dan analisis.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut ihsan kepada lingkungan hal yang sangat dibutuhkan sekarang, karena banyaknya kerusakan di bumi. Langkah-langkah yang menunjukkan keihsanan kepada bumi diantaranya adalah tidak berbuat kerusakan, tidak mencemari air sungai-laut, menjaga kebersihan, memperhatikan selalu etika-estetika dalam lingkungan, menjaga kebersihan diri, dan melakukan reboisasi dengan bercocok tanam untuk mewujudkan green environment. Dari semua langkah yang dijabarkan termaktub dalam al-Qur’an dan al-Hadits.
Adapun makalah yang kedua, dibawakan oleh Naurah Hasna Nadhifah santri PPAD kelas 11 Aliyah dengan judul “Pendidikan Islam Sebagai Dasar Mencintai Lingkungan”. Di dalam presentasinya ia menjelaskan sebagai berikut; Pendidikan islam adalah pendidikan yang memiliki dasar ajaran islam yang mana memiliki ajaran spiritual yang menumbuhkan akhlak manusia sebagai khalifatul fil al ard terkhususkan akhlak kepada lingkungan yang diharapkan mampu untuk mengingatkan sekaligus mengatur tata hubungan antara manusia dengan alam. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi media transformasi dalam merespon aktivitas kerusakan lingkungan melalui aktualisasi pendidikan islam berbasis pelestarian lingkungan melalui pesan pesan ajaran agama Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadis nabi Muhammad SAW yang diharapkan dapat memberi pengaruh jangka panjang kepada manusia sehingga dapat menyadarkan manusia akan pentingnya alam semesta dan menghasilkan kesalehan ekologis dalam berinteraksi dengan alam dan lingkungan.
Manusia yang mengemban peran sebagai khalifah di bumi untuk berpartisipasi aktif dalam mencegah kerusakan lingkungan yang lebih massif. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa dukungan dari berbagai sumber daya yang ada di lingkungannya. Namun, kesadaran akan pentingnya melestarikan dan melindungi alam dinilai masih kurang. Pendidikan lingkungan hidup diharapkan dapat menjadi suatu wahana untuk mengedukasi masyarakat umumnya dan peserta didik dan menumbuhkan sikap untuk lebih peduli pada lingkungan, dengan menginternalisasikan nilai-nilai agama. Membangun semangat keagamaan berbasis ekologis harus dilakukan secara serentak dan berkelanjutan pada semua level dan komposisi masyarakat khususnya umat Islam, mengingat bahwa krisis ekologi itu berdampak universal. Memahamkan kembali peran manusia sebagai khalifah yang bertugas menjaga dan mengelola alam serta konsekuensi. dari merusak lingkungan ditinjau dari perspektif Islam diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga, mengelola secara bijaksana dan melestarikan lingkungan hidup di sekitarnya.
Menelaah dari kedua pemaparan para santri PPAD ini, dapat disarikan beberapa hal diantaranya: pertama perilaku ihsan manusia bukanlah saja dalam ranah sosiologis, namun ihsan dapat diaplikasikan dalam taraf ekologis dengan petunjuk dari ayat-ayat Qur’an serta Ahadits Nabawiyah. Ini menyadarkan kita bahwa dalam ajaran Islam koneksinya sangat luas bukan sekadar komunikasi dengan Allah dan manusia namun amanat sebagai khalifah fil ardh adalah sebuah perintah yang mengharuskan kita menjaga lingkungan. Kedua, pendidikan Islam adalah pendidikan yang bermuara mencetak manusia yang ber-adab dan ber-akhlak karimah. Dari adab-akhlak inilah bukan sebatas kepada sesama manusia, namun dua muara ini konteksnya sangat luas, salah satunya adalah beradab dan berakhlak kepada lingkungan. Sehingga, dengan penanaman ini akan menumbuhkan rasa untuk mencintai lingkungan. Sesuai dengan amanat manusia di bumi menjadi Khalifatu fil Ardh. Allahu ‘Alam Bi Sohwab. (Alvin Qodri Lazuardy, Reporter PPAD)