YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Muktamar Muhammadiyah ke-47 tahun 2015 di Makassar memutuskan dan memandatkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk melaksanakan dan mengembangkan program Internasionalisasi Muhammadiyah. Di antara program yang bersifat globalisasi tersebut selain mengembangkan PCIM-PCIA, beasiswa dan diaspora kader, forum-forum dialog antaragama dan perdamaian, serta program-program kemanusiaan di ranah global; secara khusus mengembangkan amal usaha strategis di luar negeri. Hal itu disampaikan Sekretaris PP Muhammadiyah Dr Agung Danarto dalam refleksi akhir tahun PP Muhammadiyah di Yogyakarta (29/12/2021).
Setelah mendirikan Markaz Dakwah dan TK ABA di Cairo Mesir, Usaha Ekonomi PCIM Malaysia, Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), kini Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama PCIM Australia mendirikan Muhammadiyah Australia College (MAC). “Alhamdulillah Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah memperoleh izin operasional sekolah Muhammadiyah di Australia dengan nama MUHAMMADIYAH AUSTRALIA COLLEGE (MAC) di 1-3 Killarney Drive Melton Victoria Australia dari Pemerintah Australia melalui Victorian Registration and Qualifications Authority (VRQA) Department Education Victoria tanggal 21 Desember 2021,” kata Agung Danarto.
Sesuai izin yang diterbitkan oleh VRQA Department Education Victoria, ungkap Agung, MAC adalah sekolah dengan jenis Primary/Co-educational, yaitu dari jenjang taman kanak-kanak sampai sekolah dasar. “Pendirian MAC melengkapi babak baru komitmen Muhammadiyah untuk membangun peradaban bersama yang mencerahkan di bawah panji Islam Berkemajuan yang berwawasan raḥmatan lil-‘ālamīn di dunia internasional melalui program internasionalisasi Muhammadiyah. Pendirian MAC ini dimaksudkan sebagai perluasan gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan pendidikan di ranah global yang berfungsi strategis mewujudkan kemajuan dan persatuan antarbangsa,” ulasnya.
Menurut Agung, usaha pendirian MAC yang ditempuh oleh PP Muhammadiyah dengan PCIM Australia dan tim khusus melalui proses panjang. Pada bulan Desember 2017, Pimpinan Pusat Muhammadiyah membeli lahan seluas 10 Ha di 585 Belgrave Hallam Road, Narre Warren East VIC 3804 Melbourne sebagai tonggak awal proses menggagas dan persiapan mendirikan MAC yang menjadi Pusat Gerakan Komunitas PCIM Australia. Ternyata, lahan ini tidak mendapat izin untuk pengembangan kawasan pendidikan. Pada bulan November 2020, Pimpinan Pusat Muhammadiyah membeli lahan baru dengan luas satu hektar lebih berlokasi di 1-3 Killarney Drive, Melton, Victoria, Australia 3337.
PCIM Australia selanjutnya memroses izin registrasi MAC ke Victorian Registration and Qualifications Authority (VRQA) Department Education Victoria Australia. PCIM Australia juga melakukan pertemuan dengan berbagai elemen masyarakat Indonesia dan non-Indonesia yang ada di Victoria untuk mencari masukan tentang proses registrasi guna menyusun langkah-langkah sesuai dengan peraturan yang berlaku. “Setelah mempersiapkan pemenuhan semua persyaratan untuk registrasi sekolah baru dan mendapat feedback dari VQRA, pada tanggal 21 Desember 2021 terbit surat izin operasional dari Victorian Registration and Qualifications Authority (VRQA) Department Education Victoria untuk MAC,” ujar Agung Danarto.
Ketua PP Muhammadiyah, Dahlan Rais menyambut gembira pendirian sekolah di Australia ini. Sekolah ini menjadi salah satu kado terindah dari PP Muhammadiyah untuk Indonesia dan dunia. “Kita ingin membagi kebahagiaan di ujung tahun,” ujarnya. Keberhasilan ini dianggap perlu disyukuri sebab dua tahun terakhir merupakan tahun yang berat dan banyak orang mengalami pesimisme. “Muhammadiyah, sesuai tema miladnya ‘optimis menghadapi pandemi Covid-19’ mengajak untuk optimis.”
Dahlan memaparkan bahwa pendirian sekolah di Australia didorong oleh dua faktor, yaitu adanya kebutuhan lembaga pendidikan bagi banyak warga Indonesia di Austalia dan juga faktor wujud usaha Muhammadiyah untuk melakukan internasionalisasi gerakan. “Berdirinya sekolah tersebut merupakan permintaan masyarakat Indonesia di Australia. Masyarakat Indonesia di sana menginginkan anak-anak mereka memperoleh pendidikan terbaik di sana,” ujarnya. Sekolah ini nentinya memiliki keunggulan karena akan memadukan kurikulum lokal dan internasional. “Mereka akan belajar dua budaya: budaya Indonesia dan budaya Australia (Barat),” katanya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyebut bahwa Muhammadiyah Australia College merupakan satu rangkaian dari program internationalisasi Muhammadiyah. Menurutnya, internationalisasi gerakan-gerakan keagamaan biasanya dilakukan dengan menggelar dialog-dialog untuk menciptakan perdamaian dunia. Ia sepakat bahwa program semisal itu perlu terus berlanjut. “Tetapi lebih dari itu, Muhammadiyah ingin hadir melalui program nyata,” ujarnya. “Islam rahmatan lil alamin dihadirkan melalui upaya mencerdaskan kehidupan antar bangsa.”
Menurutnya, melihat dinamika hubungan Islam dan Barat yang tidak mudah, perlu ada upaya terobosan. Muhammadiyah berpandangan bahwa membangun perdamaian tidak cukup tanpa membangun peradaban, melalui hubungan integratif dengan merawat keragaman. Haedar melihat gejala islamophobia sebagai suatu reaksi yang alamiah ketika benturan terjadi. “Kita ingin menjembatani itu melalui lembaga pendidikan. Misalnya, kita di Indonesia Timur telah mewujudkan pendidikan inclusive.” Sekolah Muhammadiyah di Australia ini diharapkan menjadi lembaga pendidikan Islam yang unggul dan inklusif, yang hadir di Barat. (ribas)